CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulawesi Selatan angkat bicara terkait desakan warga Jalan Antang Raya yang menilai pengerjaan kontraktor lambat.
Warga sekitar Jalan Antang Raya yang terdampak akibat perbaikan jalan tersebut menduga adanya faktor kesengajaan dari pekerjaan kontraktor yang lamban. Pasalnya, selama tiga bulan proses pengerjaan baru membuahkan hasil beberapa persen saja.
Aksi protes tersebut diperlihatkan warga Antang melalui pemasangan spanduk bertuliskan, "Tolong pengawas PU evaluasi kinerja kontraktor. Kami butuh makan!."
Surya Kencana selaku Kepala PPTK Dinas PUTR Sulsel mengatakan saat ini proses pengerjaan sudah di atas 60 persen. Adapun aksi protes tersebut akibat akses jalan yang terbatas.
"Diatas 60 persen mi disana itu, itu demo karena jalannya kan di tutup kalau beton kan tidak bisaki dilintasi kendaraan baik di sampingnya maka kita tutup total dulu untuk sementara waktu," kata Surya.
Lebih lanjut Surya menjelaskan bahwa selama ini jalan yang sudah rampung hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua sebab satu ruas jalan yang sudah rampung di depan Perumahan Griya Rindu Alam, sehingga menghambat arus lalu lintas.
"Sesuai umur betonnya, kalau roda dua bisa dilalui, kalau mobil tidak bisa, kalau sudah mi dicor itu depan pasar mungkin sudah tidak bisa dilalui kendaraan, karena ini rigit bukan aspal," jelas Surya.
Surya menegaskan pengerjaan jalan akan diusahakan rampung pada bulan Desember 2022 mendatang sesuai dengan target awal. Ia mengungkapkan banyaknya kendala yang dialami sehingga proses pengerjaan perbaikan jalan juga ikut terganggu, mulai dari cuaca hingga masyarakat itu sendiri.
"Banyak kendala di lapangan, mana cuaca, mana sosial, apa semua, mayarakat juga salah satu kendala juga bagi kita, padahal kan sebelum kerja ada sosialisasi, kita sudah sosialisasi dan setuju semua tapi memang ada beberapa yang anu (tidak setuju) khususnya pedagang di pasar," terang Surya.
"Pastilah terganggu (aktivitas Masyarakat) kalau ada pengerjaan beton jalan, kan ada penutupan jalan, kalau aspal kan tidak, di aspal langsung dilalui, kalau Rigit kan tidak, kalau roda dua iya (bisa dilalui)," lanjutnya.
Laporan: Fitri Khaerunnisa