CELEBESMEDIA.ID, Makassar - KH Abdurrahman Matammeng memiliki
kontribusi besar dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam. Dia adalah
pendiri Darul Dakwah wal-Irsyad (DDI) Galesong Baru di Jalan Yos Sudarso
Makassar, bersama KH Mahmud Abbas, imam Masjid Al-Markaz A-Islami.
Kiprahnya di dunia pendidikan keagamaan dimulainya semenjak
menyatakan keluar dari Darul Islam/
Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Pimpinan Kahar Muzakkar. Ia sempat bergabung
DI/ TII dan dipercaya sebagai jaksa agung.
Salah seorang anaknya, Prof Nurhayati Rahman, mengatakan,
ayahnya diculik gerombolan DI/TII bersama Pendiri Pondok Pesantren DDI
Mangkoso, KH Abdurrahman Ambo Dalle, saat melakukan perjalanan dari Baru
Makassar.
Menurutnya, gerombolan DI/ TII mencegat mobilnya, Cheverolet
warna putih, karena mengira mobil dokter. Saat itu, Kahar Muzakar mencari
dokter untuk dibawa masuk ke hutan. Pasukan DI/TII dibekali pesan, mobil dokter
itu warnanya putih. Kebetulan mobil yang ditumpangi ayahnya bersama KH
Abdurrahman Ambo Dalle, berwarna putih, sehingga diapun dibawa masuk ke hutan.
“Ternyata bukan dokter isinya mobil putih yang melintas,
tapi ulama senior KH Abdurrahman Ambo Dalle dan juniornya Abdurrahman
Matammeng. Itulah sebabnya sehingga saya mengatakan bahwa ayah menjemput
takdirnya karena dia masuk DI TII bukan atas kehendaknya, tetapi takdir yang
menjemputnya sehingga dia masuk ke dalam hutan,” ungkap Prof Nurhayati, yang
sehari-hari guru besar di Universitas Hasanuddin.
Pendidikan Abdurrahman Matammeng ditempuhnya di berbagai
tempat. Ia pernah berguru ke Pulau Salemo, kemudian ke DDI Mangkoso, sebelum
akhirnya menuntut ilmu ke Mekah dan Madinah. Abdurrahman Matammeng termasuk
murid kesayangan KH Abdurrahman Ambo Dalle, sehingga kemana-mana ia selalu ikut.
Tak heran, jika kemudian ia juga mendirikan DDI di Galesong Baru, bersama KH Mahmud Abbas. Saat ini, KH
Mahmud Abbas yang juga imam Masjid Al-Markaz Al-Islami, masih memimpin DDI
Galesong Baru yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Makassar.
“Saya di sana (Galesong Baru) bersama beliau mendirikan DDI
tahun 1962. Sampai sekarang
Alhamdulillah. Sekolah itu dari ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah,” kata KH
Mahmud Abbas.
KH Mahmud Abbas mengenang KH Abdurrahman Matammeng sebagai
ulama yang tegas. Ceramah-ceramahnya dibawakan dengan retorika yang menarik dan
banyak mengangkat tema soal tauhid dan tarekat. Karena itulah ia diangkat
menjadi Pimpinan Tarekat Muktabarah Nahdatul Ulama.
Selengkapnya kisah tentang KH Abdurrahman Matammeng dapat
Anda saksikan dalam Program Jejak Ulama Sulsel, yang disiarkan Celebes TV, Rabu (29/5/2019) pukul 17.00 wita. Siaran
streaming Celebes TV dapat diakses melalui celebesmedia.id, yang aplikasinya
dapat diunduh melalui Play Store maupun Apps Store.
Penulis : Muannas