CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Aryaduta Makassar mendatangkan Executive
Chef yang baru, Ahmad Faisal (Chef Ical) pada awal Oktober lalu. Chel Ical memiliki
pengalaman dalam bidang kuliner, baik lokal maupun western.
Chef Ical merupakan spesialisasi professional di bidang
pengolahan Western internasional. Meski demikian, ia kini lebih tertantang
mendalami masakan Asian, khususnya masakan Indonesia yang dikemas dalam Metode
Dekonstruksi Modern.
Berpegang pada filosofi “mengenyangkan mata itu sama
pentingnya dengan mengenyangkan perut”, untuk bulan November ini, ia membuat tiga menu yang diolah secara
apik dan modern, namun berbahan dasar lokal.
“Tujuannya ingin membuat menu lokal naik kelas ke level yang
berbeda,” papar Chef Ical.
Menu pertama adalah Barongko. Jajanan khas Sulsel ini dikreasikan
menjadi makanan yang lebih modern.
Barongko dikreasikan, tidak lagi seperti biasanya yang
dibungkus dengan daun pisang, melainkan dengan tampilan seperti Lollypop yang
dikombinasikan dengan es cream vanilla, lebih fresh dan menggugah selera.
Barongko ala Chef Ical ini diberinama “Banana Lollypop”.
Harga yang ditawarkan sangat ramah dikantong, hanya dengan
Rp 45.000, sudah bisa mengenyangkan mata sekaligus mendapatkan seporsi Banana
Lollypop ini.
Makanan kedua yaitu “Kampoeng Surf and Turf”. Menu ini
merupakan konsep makanan ala darat dan laut yaitu perpaduan daging masak topplada
dan udang parape.
Chef Ical meramu masakan lokal ini menjadi tampak lebih
modern, tanpa menghilangkan rasanya yang khas. Cukup hanya dengan Rp 75.000 sudah
bisa menikmati menu ini.
Makanan terakhir untuk menu promo di bulan November berbahan
dasar ikan tuna, dikemas dengan saos charcoal atau arang China. Makanan ini
merupakan olahan makanan Healthy Food karena juga mengandung antioksidant dari
arang bambu China tadi.
“Dengan bahan dasar lokal, saya tertentang untuk menyulap
makanan yang sederhana tampak lebih mewah, tergantung bagaimana cara kita
mengolah dan meraciknya,“ tutur Chef Ical.
Chef Ical juga berpendapat bahwa dunia masak itu bagaikan
lautan yang tidak ada dasarnya. Artinya, tidak ada batasan untuk seorang chef
dalam mengkreasikan sebuah makanan.
“Kita harus mengupdate terus perkembangan makanan sehingga
dapat terus mengasah skill yang sudah ada, dan menjadi tidak ketinggalan jaman“
tuturnya.
Chef Ahmad Faisal yang hobinya bermain music dan berenang
ini merupakan lulusan Universitas 45, Diploma III Hotel. Pada tahun 2013, ia juga
pernah mengikuti kompetisi ajang pencarian berbakat ‘Top Chef Indonesia’ yang
ditayangkan di SCTV, digelar di Jakarta yang diikuti dan diseleksi dari Chef
seluruh Indonesia.
“Pisang Epe’ merupakan makanan favorit saya dan saya juga
terinspirasi dari banyak chef selebriti dunia diantaranya adalah Ferran Adria,
Heston Blumenthal dan Grant Achatz,” tutup Chef Ical.(*)