CELEBESMEDIA.ID, Sorowako - Smelter atau fasilitas
pengolahan hasil tambang seperti nikel, tersebar di berbagai daerah di
Indonesia dan yang terbesar saat ini adalah smelter milik PT Vale Indonesia
Tbk.
Smelter yang berada di Desa Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi
Selatan ini memiliki kapasitas input mencapai 8 juta ton per year (tpy) yang
menghasilkan nikel matte berkapasitas 80 ribu tpy.
Tahun 2018 lalu PT Vale Indonesia hanya memproduksi 74.806
ton nikel mette, angka tersebut menurun dibandingkan produksi tahun 2017 yang
mencapai 76.807 ton nikel matte. Perusahaan tambang nikel itu mengalami
penurunan produksi hampir 3% dari produksi tahun sebelumnya yang menembus
76.807 ton.
Menurut General Manager Proses Teknologi PT Vale, Sudirman
Payangan mengatakan penurunan produksi nikel pada tahun ini dipengaruhi
berbagai faktor. Utamanya terkait dampak pemeliharaan pada triwulan III 2018.
“Penurunan ini terutama didorong oleh kandungan rata-rata
nikel yang lebih rendah pada tahun 2018 dan dampak dari kegiatan pemeliharaan
yang tidak terencana pada pada triwulan III 2018,” ungkapnya kepada
CELEBESMEDIA.ID, Jumat (29/3/2019).
Namun, Sudirman menambahkan jika pihaknya mencatatkan
penjualan mencapai 776,9 juta Dolar AS pada 2018. Terjadi kenaikan 23%
dibandingkan penjualan perusahaan pada tahun lalu sebesar 629,3 juta Dolar AS.
“Peningkatan penjualan dipengaruhi berbagai faktor, baik itu
harga realisasi rata-rata nikel maupun harga bahan bakar dan batu bara,”
tambahnya.
Pada 2019, PT Vale berencana untuk memproduksi
sekitar 75.000 - 80.000 ton nikel dalam matte. Secara bersamaan, PT Vale akan
tetap fokus pada perbaikan biaya untuk mempertahankan keunggulan perseroan.