DUM Spiro Spero. Sebuah kalimat bahasa Latin. Artinya: "Selama saya bernafas, saya berharap."
Sungguh dalam maknanya. Indah dan bertenaga motivasi. Kalimat itu terdapat dalam logo Persatuan Pegolf Senior Indonesia (Perpesi).
Perpesi adalah organisasi golfer senior. Mereka tergolong senior adalah ketika seorang golfer memasuki usia 55 tahun. Tanpa batas maksimal usia keanggotaan, selama masih aktif bermain golf.
Perpesi Makassar, Minggu (18/12/2022) lalu menggelar turnamen Monthly Medals IV-2022 di Padang Golf Baddoka.
Turnamen Minggu lalu itu, merupakan penutup kegiatan kompetisi tahun 2022 para golfer senior Makassar. Sebanyak 70-an peserta berpartisipasi.
Pada Agustus lalu, Perpesi Makassar jadi tuan rumah turnamen skala nasional.
Golfer senior boleh dikata memang cukup aktif. Tidak kalah golfer-golfer muda. Boleh jadi karena golfer muda masih sibuk dengan aktivitas bisnis atau kerjaan kantorannya.
Beda halnya dengan golfer senior. Kebanyakan sudah pensiun. Dengan demikian waktu untuk bermain golf cukup banyak.
Bermain golf bagi senior bukanlah sekadar memukul bola dengan stick untuk memasukkannya ke dalam lubang (hole) demi lubang. Golf memiliki multi dimensi dan multi manfaat bagi mereka yang sudah tidak muda lagi.
Permainan golf bersama rekan sebaya, sesama senior, pertama-tama dan utama, melatih fisik. Organ-organ tubuh yang sudah berumur, terus diajak bergerak agar tidak mempercepat keausannya. Tubuh yang tidak diajak bergerak, kadang harus dipaksa, hanya mengundang banyak penyakit mampir.
Bermain 18 hole sama dengan berjalan kaki sekitar 6 sampai 7 kilometer. Tetapi golfer sepuh biasanya cukup tau diri. Bermain dan berjalan kaki cukup sembilan hole. Itu olahraga yang sudah cukup memadai.
Wakil Presiden ke-10 dan 12, HM Jusuf Kalla misalnya, masih rutin bermain golf dua kali seminggu. Selama tidak ada kegiatan penting lain yang harus dilakukan. Walaupun hanya sembilan hole setiap main, tetapi dilakoninya dengan berjalan kaki.
Tetapi JK, nama akrabnya, masih sering bermain 18 hole jika ikut turnamen. Walaupun harus naik cart, itu dapat dimaklumi dalam usianya 80 tahun.
Selain menggerakkan organ-organ fisik, bermain golf bagi golfer senior juga melatih konsentrasi, otak yang terus berfikir supaya tidak diintai penyakit pikun.
Lebih dari itu, bermain golf juga merupakan ajang silaturrahmi, bercanda dan tertawa lepas. Suatu kebahagiaan tersendiri bagi senior berada di lapangan golf karena status sosial kadang terhapus di sana.
Saling ganggu saat hendak memukul di tee box atau hendak memasukkan bola (putting) ke lubang di green, adalah hal lumrah dan sudah semacam bumbu pelengkap permainan golf.
Berlaku pula kalimat bijak, dalam bekerja perlu ada permainan, dalam bermain perlu juga keseriusan.
Kembali pada judul dan kalimat pembuka tulisan ini, "selama saya bernafas, saya berharap". Golfer senior menjadikannya sebagai kalimat magis. Motivasi untuk senantiasa optimis, berharap hasil akhir terbaik di ujung permainan golfnya. Juga dalam segala hal.
Pun pada akhir perjalanan hidup kelak, yang tidak dapat kita duga kapan tibanya. Teruslah bermain golf, teruslah bernafas dan teruslah berharap yang terbaik bagi diri sendiri maupun sesama.
Dum Spiro Spero......