CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kelompok Wanita Tani (KWT) Anggrek di Lorong Wisata (Longwis) Maastricht memproduksi abon cabai untuk menambahkan pendapatan mereka.
Ada dua jenis abon cabai yang mereka produksi yakni abon cabai tumis dan abon cabai kering. Abon ini dikemas dalam botol kecil dengan ukuran 200 ml
Sekretaris KWT Anggrek, Eni mengatakan abon cabai tumis dijual dengan harga Rp20 ribu sedangkan abon cabai kering Rp15 ribu per botol.
"Ikonnya kan kita cabai jadi kami dari KWT ada inisiastif untuk membuat produk dari bahan cabai agar menambah pendapatan makanya kita membuat Abon Cabai Tumis dan abon cabai kering dan lombok kuning tapi saat ini lombok kuning tidak ready," kata Eni kepada CELEBESMEDIA.ID, Jumat (4/11/2022).
"Abon cabai tumis lebih mahal kita jual karena prosesnya panjang karena harus di tumis dan menggunakan minyak," sambungnya.
Eni juga menambahkan, rekannya di KWT Anggrek membuat olahan cabai karena saat ini harga cabai murah.
"Saat ini kan cabai murah Rp30 ribu 1 kilogram kalau tidak salah jadi kita buat olahan, kalau harga cabai mahal kita jual di rumah makan," ujarnya.
Eni mengaku prosesnya minimal 3 hari karena harus dikeringkan dulu. Baik cabai tumis atau kering sama sama dikeringkan.
"Kalau abon cabai kering dikeringkan bareng bawang merah, bawang putih iris sedangkan abon cabai tumis dikeringkan bersama bawang goreng merah sama putih," imbuhnya.
Dia juga mengungkapkan produknya ini cocok bagi pencinta kuliner pedas.
"Kalau pencinta pedis abon cabai ini cocok dimakan bersama mie instan atau dicampur telur ceplok atau telur dadar," ungkapnya.
(Abon cabai - foto by Darsil Yahya)
Sementara untuk produknya, kata Eni, saat ini masih ia dipasarkan melalui online baik WA, FB. IG dan Tiktok dengan nama akun KWT Anggrek.
"Jadi yang mau beli bisa pesan di situ, kalau ada pasar tani, kita ikut pasar taninya Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar," tandasnya.
Selain abon cabai, KWT Anggrek juga membuat produ jus pakcoy dan paria kambu dengan harga Rp10 ribu.
Laporan : Darsil Yahya