CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Direktur Utama PT Festival Delapan Indonesia Sofyan Setiawan menargetkan transaksi perputaran uang selama pagelaran F8 Makassar 2023 mencapai Rp50 miliar.
Target ini meningkat dari realisasi perputaran uang di tahun 2022 lalu mencapai Rp34 miliar selama 5 hari penyelenggaraan.
" Harapan kami tahun ini bisa mencapai angka 50 miliar transaksi perputaran uang selama 5 hari penyelenggaraan F8 Kota Makassar 2023, tahun lalu kami hanya mencapai 34 miliar, karena tahun lalu merupakan masa transisi dari pandemi ke endemi, " jelas Direktur Utama PT Festival Delapan Indonesia Sofyan Setiawan di hadapan awak media, Kamis (27/7/2023).
Dalam mencapai target tersebut, pihak F8 mengaku telah mempersiapkan 150 booth yang akan mengisi lokasi penyelenggaraan F8 Makassar 2023, dan akan disebar di 4 zona Anjungan Pantai Losari.
" Saat ini sekitar 150 booth yang kita siapkan, yang akan kita sebar di 4 zona anjungan losari, 104 diantaranya di zona Anjungan Toraja Mandar, 30 sampai 40 booth itu sendiri akan ada di zona 2 dan zona 1 di anjungan, dan 10 Umkm binaan dari Bank Sulselbar, " kata Sofyan Setiawan.
Ia pun menyampaikan bahwa jika tahun 2022 F8 Makassar berhasil mendapatkan 724.000 pengunjung, maka ditahun 2023, pihak F8 Makassar akan memastikan 1 juta pengunjung akan hadir selama 5 hari penyelenggaraan F8 Makassar 2023.
" Tahun lalu kita ada 724.000 pengunjung, dan tentunya kami berharap setiap tahunnya meningkat, tahun ini kita targetkan 1 juta pengunjung, bahkan kita optimis 1 juta itu pasti terlampaui selama 5 hari penyelenggaraan F8 tahun ini, " ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Anggiat Sinaga juga mengaku siap untuk menyediakan akomodasi selama 5 hari penyelenggaraan F8 Makassar 2023.
" Kami sangat yakin pengunjung F8 akan sangat membutuhkan akomodasi, atau mencari akomodasi sesuai dengan kantong atau budget mereka, sehingga kami memastikan diri untuk siap menyediakan akomodasi untuk para pengunjung, terlebih lagi, setiap tahunnya F8 bisa memberikan kontribusi okupansi akomodasi sekitar 68-78%." pungkasnya
Laporan : Riski