CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Presiden Joko Widodo menegaskan
deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 atau KTT G20 telah
disahkan.
Mayoritas anggota menyepakati rancangan deklarasi yang
diusulkan dalam Presidensi. Di antaranya menyatakan, sebagian besar
anggota mengutuk keras perang di Ukraina.
Anggota juga menekankan bahwa perang ini menyebabkan
penderitaan manusia yang luar biasa. "Serta memperburuk situasi ekonomi
global yang sedang rapuh," demikian salah satu poin dalam Leader's Declaration
ini.
"Hari ini kita dapat mengadopsi dan mengesahkan
Deklarasi G20 Presidensi Indonesia di Bali. Ini adalah deklarasi pertama yang
diwujudkan sejak Februari 2022," ujar Jokowi di The Apurva, Bali, 16
November 2022.
Dokumen Deklarasi Pemimpin berisi 1.186 halaman, memuat 52
poin utama dari sikap pemimpin G20 dalam pertemuan dua hari terakhir.
Leader's Declaration ini juga sepakat dengan pentingnya
penegakan hukum internasional dan sistem multilateral. "Yang menjaga
perdamaian dan stabilitas."
Pada akhirnya, para pemimpin G20 menyambut baik hasil dari
berbagai kelompok kerja G20 dan pertemuan tingkat menteri.
"Kami menghargai dan berterima kasih kepada Indonesia
atas kepresidenannya dan berhasil menjadi tuan rumah G20 Bali," demikian
bunyi poin dalam Leaders' Declaration ini.
Jokowi mengatakan Presidensi G20 Indonesia menghargai
fleksibilitas negara-negara anggota sehingga deklarasi dapat disepakati dan
disahkan. Sebab sebelumnya, KTT G20 berlangsung saat kondisi geopolitik dunia
memanas.
"Sebagian besar anggota mengutuk keras perang di
Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa
dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global," berikut bunyi
deklarasi.
Di sektor pangan, negara-negara anggota juga setuju untuk
tidak melarang atau membatasi ekspor produk pangan dan pupuk. Kesepakatan ini
sebagai tindak lanjut atas keprihatinan negara-negara G20 terhadap krisis
pangan yang terjadi akibat gejolak geopolitik.
"Kami menegaskan kembali perlunya memperbarui pertanian
global, aturan perdagangan, dan memfasilitasi perdagangan produk pertanian dan
makanan. Serta, pentingnya tidak memberlakukan larangan atau pembatasan ekspor
pangan dan pupuk dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan WTO,"
Selain itu, KTT G20 berkomitmen untuk memastikan pasokan
pangan yang berkelanjutan, menjaga akses terhadap sumber makanan lokal, serta
memastikan ketersediaan pupuk. Upaya ini dilakukan terutama untuk mendukung
negara yang menghadapi kerentanan ekonomi.
Pada sisi lain, Presiden Jokowi juga berterima kasih kepada
anggota G20 yang telah menunjukkan supportnya, sehingga seluruh rangkaian
agenda dan kegiatan di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
Selain berterima kasih atas support seluruh negara anggota G20
kepada Indonesia, Presiden Jokowi juga meminta kembali support seluruh anggota
kepada India yang akan memimpin Presidensi G20 tahun 2023.