CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Biduran atau urtikaria adalah suatu reaksi kulit yang menyebabkan timbulnya bercak merah atau putih, disertai rasa gatal.
Awalnya, bercak ini mungkin muncul di satu bagian tubuh dan kemudian menyebar.
Salah satu penyebab umumnya adalah alergi, meskipun ukuran dan bentuk bercak dapat bervariasi.
Ketika seseorang mengalami biduran, ada kemungkinan juga muncul angioedema, yang merupakan pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam.
Pembengkakan ini umumnya terjadi di mata, bibir, dan alat kelamin. Dalam beberapa kasus, masalah kulit ini bisa menjadi bagian dari gejala anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah dan mendadak, bahkan dapat mengancam nyawa.
Beberapa gejala anafilaksis meliputi pembengkakan pada kelopak mata, bibir, tangan, dan kaki, sesak napas akibat penyempitan saluran udara, sakit perut, dan muntah-muntah. Kondisi ini dianggap sebagai keadaan darurat karena gejalanya yang ekstrem.
Biduran terbagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Meskipun penyebab biduran kronis tidak diketahui dengan pasti, ada faktor risiko yang dapat memicu atau memperburuk gejala.
Beberapa faktor pemicu meliputi alergi makanan, alergi obat, suhu ekstrem, paparan alergen lingkungan, gigitan serangga, stres, kontak dengan bahan tertentu, dan riwayat urtikaria atau alergi sebelumnya.
Munculnya bercak pada kulit ini dipicu oleh tingginya kadar histamin yang dilepaskan ke kulit.
Histamin dikeluarkan sebagai respons terhadap ancaman yang dikenali oleh sistem kekebalan tubuh.
Namun, dalam kasus reaksi alergi, histamin dilepaskan tanpa adanya ancaman nyata, menyebabkan pembuluh darah melebar dan menyebabkan bercak merah dan pembengkakan.
Gejala biduran melibatkan ruam gatal yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh seperti perut, punggung, bokong, dada, lengan, dan kaki.
Gejala ini dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Biduran yang berlangsung kurang dari enam minggu disebut biduran akut, sementara yang lebih dari enam minggu disebut biduran kronis.
Biduran kronis dapat menjadi pertanda adanya penyakit lain, dan kondisi ini umumnya terjadi pada anak-anak dan wanita pada usia 30-60 tahun, serta pada orang dengan riwayat alergi.***