CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Stabilitas sektor jasa keuangan dan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) konsisten tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian domestik.
Salah satunya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mampu
menguat 0,10 persen month to date (mtd) ke level 7.048,38 dengan non-resident
masih mencatatkan inflow sebesar Rp7,74 triliun mtd hingga akhir Oktober 2022.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahedra Siregar menyebut
menguatnya IHSG tersebut terjadi tengah pengetatan likuditas global.
"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 7,09 persen
dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp77,22 triliun," papar
Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) via zoom, Kamis
(03/11/2022).
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), non-resident
mencatatkan outflow Rp16,04 triliun (mtd) sehingga mendorong rerata yield SBN
naik sebesar 23,27 bps mtd di seluruh tenor.
Secara ytd, rata-rata yield SBN telah meningkat sebesar 103
bps dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp177,13 triliun.
Yield adalah pendapatan yang diterima dan direalisasikan
dari hasil investasi dalam periode waktu tertentu.
"Kinerja reksa dana per 25 Oktober mengalami penurunan
tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,14 persen (mtd) di
Rp 524,61 triliun dan tercatat net redemption sebesar 7,67 triliun (mtd),"
tambah Mahendra.
Secara ytd, NAB turun sebesar 9,31 persen dan masih tercatat
net redemption sebesar Rp61,66 triliun. Namun minat masyarakat untuk melakukan
pembelian Reksa Dana masih tinggi ditandai nilai subscription sebesar Rp777,86
triliun.
Minat untuk penghimpunan dana di pasar modal masih terjaga
tinggi yaitu sebesar Rp190,9 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 48
emiten.
Di pipeline, masih terdapat 99 rencana Penawaran Umum dengan
nilai sebesar Rp83,32 triliun dengan rencana Penawaran Umum oleh emiten baru
sebanyak 61 perusahaan.
Laporan: Mardianto Lahamid