CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Nyaris seminggu banjir yang melanda 7 Kelurahan di 4 Kecamatan di Kota Makassar belum juga surut secara total.
Warga yang rumahnya terendam banjir, hingga kini masih harus berada di tempat pengungsian sembari menunggu banjir benar-bebar surut.
Seperti yang terjadi di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, setidaknya terdapat 319 jiwa dari 95 Kepala Keluarga (KK) yang masih harus mengungsi di 5 titik pengungsian.
Mereka yang mengungsi sudah memasuki hari ke-5, mereka belum bisa kembali ke rumah masing-masing, banjir dengan ketinggian 1 meter di sejumlah titik di daerah tersebut masih menghantui.
" Kita sudah 5 hari mengungsi di sini (masjid grand rahmani), banjir di bawah itu tinggi sekali kodong, mungkin lebih 1 meter kemarin, karena sampai di dadaku, saya kaget air setinggi itu kasihan, jadi kita langsung lari saja mengungsi di sini, kita belum tau kondisi rumah dibawa seperti apa, karena belum bisa kita jalan kesana, karena masih tinggi air," ujar salah satu pengungsi, Syamsul Bahri kepada Celebesmedia.id, Selasa (24/12).
Bahkan pihak PLN sempat memutuskan aliran listrik selama 2 hari di kelurahan Paccerakkang tepatnya di Kompleks Grand Rahmani Residence untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
Selama 5 hari mengungsi, beruntungnya bantuan dari pemerintah maupun dari pihak swasta dan komunitas tak pernah terputus, bantuan seperti konsumsi dan logistik masih mereka dapatkan.
Warga berharap banjir bisa dengan cepat surut kembali, meski harus was-was karena kondisi cuaca yang saat ini sulit terbaca.
Sebagai informasi tambahan, hingga kini secara keseluruhan di kota Makassar, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, terdapat 2.303 jiwa dari 629 KK masih harus mengungsi di 30 titik pengungsian yang tersebar di 7 kelurahan yang ada di 4 kecamatan.
Empat kecamatan terdampak saat ini yakni Kecamatan Manggala sebagai daerah yang paling parah, kemudian kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Tamalanrea.
Laporan: Riski