CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penjabat (PJ) Sekertaris Daerah (Sekda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Muhammad Arsjad membeberkan angka kemiskinan di Sulsel yang kini masih berada di angka 8,70 persen, hal itu diungkapkan saat ia menghadiri Sulsel Talk, di Kantor Wilayah Bank Indonesia Sulsel, Makassar. Selasa (21/5/2024).
"Faktanya kita masih punya 8,7 persen penduduk kita yang hidup di bawah Garis Kemiskinan, termasuk 0,9 persen diantaranya adalah kemiskinan ekstrem, yang kalau dipikir tidak perlu mi ada di Sulsel, " ungkap PJ Sekda Sulsel, Muhammad Arsjad.
Saat ini, jika kita merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel angka kemiskinan di Sulsel memang terbilang masih cukup tinggi, yakni sekitar 788,85 ribu warga yang masih hidup di bawah garis kemiskinan atau sekitar 8,70 Persen.
Angka kemiskinan tertinggi di Sulsel, berada di Kabupaten Pangkep mencapai 13,40 persen atau sekitra 106.000 warga miskin. Disusul Kabupaten Jeneponto sebanyak 13,06 persen atau juga berada di atas 100 ribu warga miskin
Angka persentase penduduk sulsel yang masih berada di bawah garis kemiskinan tersebut menjadi salah satu perhatian khusus bagi Pemprov Sulsel kata Pj Sekda.
Apalagi berbarengan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi Sulsel yang kini sedang tidak baik-baik saja.
Inflasi terus mencekik kondisi perekonomian di Sulsel. Tiga bulan pertama di tahun 2024, beras menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar, memberi andil hingga 0,6 persen secara year on year.
Belum lagi di bulan April beberapa komoditias kembali menyumbang atau memberi andil inflasi, seperti bawang, udang, cumi, dan perhiasan emas.
Muhammad Arsjad pun mengaku, dalam hal ini Pemprov tentu tak bisa bekerja sendiri, namun perlu ada kerjasama dengan masyarakat.
Laporan: Riski