CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian merebak di Sulawesi Selatan (Sulsel). Tercatat ada 3 kabupaten yang terkonfirmasi positif PMK, yakni Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara dan Bone.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Sulsel terus berupaya mengantisipasi PMK tidak meluas, dengan menutup wilayah yang menjadi sumber penyebaran virus PMK di Sulsel.
Tak hanya itu, Dinas PHK Sulsel juga menutup salah satu provinsi di Indonesia yang dinilai sebagai asal muasal tempat masuknya wabah PMK ke Sulsel. Sebab dari hasil monitoring Dinas PHK terkonfirmasi wabah PMK berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"NTB ada salah satu pulaunya yang terkonfirmasi positif (PMK) maka kami menganggap pemasukan ternak dari NTB bersiko sehingga Pemprov Sulsel mengambil kebijakan untuk menutup datangnya ternak yang rentang PMK ke Sulsel," kata Kepala PKH Sulsel, Nurlina Saking kepada CELEBESMEDIA.ID, Selasa (12/7/2022).
Nurlina mengaku beberapa bulan terakhir ini pintu masuknya hewan ternak di Sulsel itu hanya dibuka untuk provinsi yang belum terkonfirmasi positif PMK seperti NTT dan Maluku. Sehingga untuk NTB harus diwaspadai.
"Jadi memang ini sedang diinvestigasi apakah ada ternak yang datang dari NTB atau tidak," ujarnya.
Dia juga menyebut biasanya hewan ternak yang terserang wabah PMK itu yang berkuku belah atau berkuku genap.
"Seperti sapi, kerbau, kambing dan babi," terangnya.
Virus ini, lanjut dia menular melalui udara dan leleran-leleran atau dikenal dengan istilah erbondisis. "Bisa menular melalui pernafasan dan melalui udara sampai 10 kilometer virus itu bisa berpindah," jelasnya.
Sehingga untuk membatasi kian merebaknya wabah PMK di Sulsel, Nurlina mengaku melockdown wilayah yang sudah terkonformasi terjangkit wabah PMK.
"Kita membatasi pergerakan virus atau lockdown wilayah yang terkonfirmasi ada PMK. Sehingga tidak ada hewan ternak yang masuk tidak ada yang keluar di Sulsel.
Supaya tidak bertambah tempat inkubatornya, tempat bertumbuhnya virus," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas PKH Sulsel Nurlina Saking mengungkapkan sebanyak 103 ekor kerbau dilaporkan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sulawesi Selatan.
Dia menyebut 103 ekor kerbau itu berasal dari tiga kabupaten yakni Tana Toraja, Toraja Utara dan Bone.
"Jadi memang sudah ada yang positif di Tanah Toraja 26 ekor dan 73 ekor Toraja Utara sampai tanggal 9 kemarin dan ada juga kerbau yang ditemukan di Kabupaten Bone 4 ekor yang berasal dari Toraja Utara," kata Nurlina.
Laporan : Darsil Yahya