Hindari, 5 Kesalahan Ini dalam Mendidik Anak - Celebesmedia

Hindari, 5 Kesalahan Ini dalam Mendidik Anak

Rini - 02 February 2022 15:10 WIB

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tumbuh kembang anak sangat berpengaruh dari cara orangtua mendidik. Risiko depresi pada anak dapat dipengaruhi oleh pola didik orang tua. Banyak orang tua yang tidak sadar mereka telah melakukan kesalahan fatal yang pada akhirnya berdampak pada tumbuh kembang anak terutama mental anak.

Anak menjadi pembangkang atau penurut merupakan salah satu dampak dari pola didik orangtua terhadap mereka, begitu pula anak yang rajin dan pemalas juga tergantung dari didikan orang tua mereka.

Psikolog asal Makassar Kartika Cahyaningrum menjelaskan tumbuh kembang anak selain pada fisik, dapat pula ditinjau dari tumbuh kembang secara psikologis. Sehingga fisik dan psikologis anak merupakan bagian dari tumbuh kembang anak yang perlu kita perhatikan di setiap masa pertumbuhan anak.

“Orangtua perlu memperhatikan terkait perkembangan fisik dan psikologis anak terutama di masa golden age anak yaitu mulai usia 0-5 tahun. Dengan memperhatikan perkembangan psikologis dan fisik anak, orangtua menjadi paham stimulasi apa yang perlu diberikan pada anak jika melihat adanya hambatan perkembangan termasuk perkmbangan psikologis anak,” jelasnya kepada CELEBESMEDIA,ID, Rabu (2/2/2022) siang. 

Meski ada masa ‘golden age’, namun di setiap usia perkembangan anak sebenarnya orangtua memiliki peran sangat penting bagi anak. Bahkan orangtua perlu menjadi teman bicara bagi anak sejak anak masih di dalam kandungan hingga saat anak beranjak remaja.

Pola asuh dalam mendidik anak perlu diperhatikan. Orangtua kerap tanpa sadar melakukan hal-hal yang salah dalam mendidik anak. Berikut ini beberapa keselahan yang tanpa sadar sering dilakukan orangtua dalam mendidik anak.  

1. Menerapkan pola asuh yang diterima waktu kecil

Psikolog Kartika Cahyaningrum menjelaskan jika tidak semua anak bisa menerima pola suh yang sama, sebab tiap anak memiliki kondisi mental yang berbeda-beda. 

“Kadang orangtua mencoba menerapkan pola asuh yg dlu dia dapatkan dr orangtuanya, padahal belum tentu pola asuh tersebut tepat untuk anak saat ini,’ jelasnya.



2. Membanding-bandingkan

“Orangtua juga terkadang sering membandingkan tumbuh kembang anaknya dengan anak orang lain, padahal setiap anak memiliki karakter dan pertumbuhan mereka berbeda-beda tidak bisa disamakan satu sama lain,” lanjutnya. 



3. Tidak kompak dalam menerapkan pola asuh yang sama 

Psikolog yang berkerja di Biro Psikologi LPPT Widya Prasthya Makassar ini menjelaskan tidak kompaknya kedua orangtua (ayah dan ibu) dalam menerapkan pola asuh yang sama membuat anak bingung harus menurut kepada siapa.

“Orangtua memiliki pola pengasuhan masing-masing dan bahkan saling bertentangan antara ayah dan ibunya, hal tersebut dapat membuat anak menjadi bingung,” ucap psikolog yang akrab disapa Tika ini. 



4. Orangtua terlalu sibuk

Masalah yang paling sering dijumpai saat orangtua mulai mengeluh anak mereka menjadi pembangkang atau justru malah menjadi anak yang tertutup, tanpa orangtua sadari jika penyebab anak mereka menjadi seperti itu karena kurangnya perhatian yang diberikan kedua orangtua mereka akibat terlalu sibuk.

“Orangtua terkadang sibuk bekerja dan hanya memberikan materi pada anak, padahal anak juga butuh perhatian, kasih sayang, dan kedekatan dengan orangtuanya, sehingga orangtua perlu meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama anak.” ucapnya.



5. Tidak memberi ruang berekspresi untuk anak

Orangtua sering mencari banyak informasi terkait perkembangan anak, namun tidak melakukan konfirmasi atau berkonsultasi lebih lanjut dengan profesional, hal tersebut dapat membuat orangtua menjadi khawatir secara berlebihan pada anak-anak mereka dan membuat anak-anak terkadang menjadi tidak bebas berekspresi karena ketakutan orangtuanya.

“Orang tua membuat banyak aturan dan larangan karena rasa khawatir mereka yang berlebihan, hal ini berdampak pada ruang ekspresi anak yang berkurang dan memperngaruhi kecedasan anak.” tutupnya.



Tag