CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga awal
kelahiran. Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun.
Kabid Kesehatan Keluarga dan Lingkungan PKK Sulsel, Ema
Alasiry menjelaskan meski secara umum stunting dikatakan pendek, namun tidak
semua pendek itu adalah stunting.
Ema mengatakan stunting itu adalah perawakan pendek hasil
atau muara malnutrsi kronik suatu perjalanan panjang dari gangguan gizi yang
dialami oleh balita, terutama anak di 1.000 hari pertama kehidupan mulai dari
konsepsi di dalam kandungan ibunya, sampai lahir kemudian sampai usai 2 tahun
dan bisa berlanjut sampai 5 tahun.
"Malnutrisi kronik berarti gangguan gizi jangka panjang
bukan sehari dua hari dua bisa menjadi stunting, panjang perjalanannya,"
ucap Ema saat menjadi pemateri dalam kegiatan BKKBN KIE Interpersonal kepada
Media Tingkat Provinsi Sulsel di Hotel Almadera Makassar, Senin (13/6/2022).
Hal itu kata Ema, disebabkan karena kebutuhan cairan makanan
yang kurang tapi bisa juga disebabkan karena infeksi.
"Jadi tidak menutup kemungkinan seorang ibu yang dari
golongan berada anaknya bebas mengalami stunting karena infeksi kronis yang
berlangsung tanpa diketahui. Misalnya anaknya TBC, diare atau infeksi kemih dan
saluran cerna tidak ditanggulangi atau diobati," tuturnya.
TBC, infeksi saluran kemih itu, lanjut Ema kadang-kadang
tidak kelihatan, tidak ada gejala tetapi menggerogoti dalam tubuh anak dan itu
membutuhkan zat gizi yang banyak.
"Jadi kalau anak itu rata-rata makan makanan yang
dibutuhkan dan tidak tertanggulangi akhirnya terjadi malnutrisi kronik yang
membuat stunting," pungkasnya.
Laporan: Darsil Yahya