Dinas PKH Sulsel: 103 Kerbau Positif PMK di 3 Kabupaten - Celebesmedia

Dinas PKH Sulsel: 103 Kerbau Positif PMK di 3 Kabupaten

Bucek - 12 July 2022 19:09 WIB

CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Sulsel Nurlina Saking mengungkapkan sebanyak 103 ekor kerbau dilaporkan positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sulawesi Selatan.

Dia menyebut 103 ekor kerbau itu berasal dari tiga kabupaten yakni Tana Toraja, Toraja Utara dan Bone.

"Jadi memang sudah ada yang positif di Tana Toraja 26 ekor dan 73 ekor Toraja Utara sampai tanggal 9 kemarin dan ada juga kerbau yang ditemukan di Kabupaten Bone 4 ekor yang berasal dari Toraja Utara," kata Nurlina Saking kepada CELEBESMEDIA.ID, Senin (12/7/2022).

Meski demikian, Nurlina Saking mengatakan tidak berarti dengan jumlah tersebut penyakit PMK di Sulsel sudah meluas. Menurutnya jumlah itu masih tergolong rendah mengingat di Toraja ada sekitar 1.000 ekor kerbau.

"Insya Allah jangan sampai meluas karena ini sudah kita lakukan antisipasi untuk menekan pergerakan virus. Semoga ini tidak bergerak atau bertambah lagi dan yang sudah kena segera sembuh karena setelah kerbau itu diobati, menunjukan perkembangan yang baik," ujarnya.

Namun apabila ternyata terjadi peningkatan positif PMK, Nurlina berharap pertambahannya tidak terlalu tinggi.

Sebab Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel telah melakukan tindakan pengendalian seperti menutup wilayah yang menjadi sumber penyebaran virus PMK di Sulsel.

"Sejauh ini ada tiga kabupaten yang terkonfirmasi (Tana Toraja, Toraja Utara dan Bone). Tapi yang Bone ini masih dalam proses pemeriksaan kerbaunya karena dari Toraja, kita perlakukan sebagai ternak yang positif dan dilokalisir," tuturnya.

"Pemkab Bone telah me-lockdown juga wilayahnya dan Insya Allah pergerakan penyakitnya tidak meluas sehingga semua masih dalam kendali," sambungnya.

Terkait upayanya mengendalikan PMK agar tidak meluas, Nurlina mengaku tak hanya menutup wilayah yang menjadi sumber penyebaran virus PMK di Sulsel, tapi juga menerapkan desinfeksi di lokasi yang tertular.

"Desinfeksi itu bisa mematikan virus sehingga tidak bisa lagi berpindah ke ternak-ternak yang masih sehat, kemudian pengobatan masih berjalan. Vaksin sebentar lagi dilakukan pada ternak yang sehat di kabupaten yang dianggap ada positif PMK," tandasnya.

Laporan : Darsil Yahya

Tag