CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua, Darwisman optimis Sulsel akan tetap Survive di tengah hantaman krisis global.
Ditambah lagi ada instruksi dari pimpinan OJK diminta agar semua mengecek atau memeriksa apa yang akan terjadi terkait adanya dampak krisis global.
"Kita diminta atau diarahkan sama bos kira-kira akan memberikan tekanan ke Industri perbankan dan jasa keuangannya seperti apa, apakah ada tekanan Non Performing Loan (NPL)," kata Darwisman saat menjadi narasumber di CEO Business Forum (CBF) 2022 di Saoraja Wisma Kalla, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Selasa (4/10/2022).
Meski demkian Darwisman bersyukur, meski mengalami dampak, namun aset masih tetap tumbuh.
"Alhamdulillah aset kita masih tetap tumbuh, sekarang Rp167 trilliun walaupun pun memang tumbuhnya 5,91 persen tapi masih tumbuh walaupun ada keterlambatan," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, dana masyarakat yang dihimpun ada Rp115 triliun dan kreditnya juga terus tumbuh. Sekarang sudah diangka Rp134 triliun.
"Yang menarik dari data ini adalah kredit kita Rp134 triliun dananya cuman Rp115 triliun. Jadi ini PR kami, OJK dan semua teman-teman perbankkan dan mungkin stakeholder bagaimana Loan to Deposit Ratio (LDR) kita tinggi di atas 100 sekian persen seharusnya dana lebih tinggi dari kredit," imbuhnya.
Darwis pun menjelaskan bagaimana cara perbankan menyalurkan kredit Rp134 triliun sementara dananya Rp115 triliun. Dia mengaku terpaksa dananya disupport oleh kantor pusat di Jakarta.
"Jadi kreditnya 6,07 persen, walaupun memang ada perlambatan saya optimistis. Apalagi kalau perbankan ini mulai ada ber-nya, September, Oktober, Desember mendekati garis finish biasanya full speed karena kalau target Risk-Based Bank Rating (RBBR)-nya tidak tercapai dinilai kinerjanya lambat," tuturnya.
Meski demikian, Darwis mengaku untuk kegiatan usaha secara keseluruhan, masih didominasi oleh bank konvensional 93,14 persen.
"Berdasarkan kegiatan usaha, secara keseluruhan masih didominasi oleh Bank Konvensional dengan share Aset, DPK, dan Kredit masing-masing sebesar 93.14% (Rp155,80T), 93.24% (Rp107,10 T), dan 92.64% (Rp124,38 T)," tandasnya.
Laporan: Darsil Yahya