CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Posisi Utang Luar Negeri (ULN)
Indonesia pada November 2023 tercatat sebesar 400,9 miliar dollar AS atau
sekitar Rp 6.000 triliun.
Utang itu tumbuh 2,0% (dalam.setahunan - yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,7% (yoy).
Separuh utang publik (pemerintah), sebagian lagi pinjaman
swasta, sebagaimana laporan berkala Bank Indonesia yang dikutip Selasa
(16/1/2024) dari rilis yang dikeluarkan Asisten Gubernur Bank Indonesia, Erwin
Haryono.
Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan transaksi ULN
sektor publik. Juga dipengaruhi faktor pelemahan mata uang dollar AS terhadap
mayoritas mata uang global. Termasuk Rupiah, yang berdampak pada meningkatnya
angka statistik ULN Indonesia dalam valuta lainnya dalam satuan dolar AS.
Posisi ULN pemerintah di bulan November 2023 sebesar 192,6
miliar dollar AS atau tumbuh 6,0% (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan
sebelumnya 3,0% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh
peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara
(SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global, seiring sentimen
positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian
pasar keuangan global.
Pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan
untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah dan perlindungan masyarakat,
sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah
tantangan ketidakpastian perekonomian global.
Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan
dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,6%), jasa pendidikan (16,7%),
konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9%).
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat
hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8%
dari total ULN pemerintah.