Perang dagang Dengan AS, Terbukti Sangat Menyakiti Perekonomian China - Celebesmedia

Perang dagang Dengan AS, Terbukti Sangat Menyakiti Perekonomian China

ARA - 15 July 2019 14:03 WIB

CELEBESMEDIA.ID, Jakarta - Kabar buruk bagi pasar saham Benua Kuning datang dari China. Dirilis CELEBESMEDIA.ID dari CNBCIndonesia, pada Senin 915/7/2019) pagi ini, biro statistik Negeri Panda mengumumkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China periode kuartal II-2019 berada di level 6,2% secara tahunan (year-on-year/YoY), menandai laju pertumbuhan ekonomi terlemah dalam setidaknya 27 tahun, seperti dilansir dari CNBC InternationalAngka pertumbuhan ekonomi China tersebut sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Reuters.

Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) terbukti sudah sangat menyakiti perekonomian China. Sejauh ini, AS telah mengenakan bea masuk baru terhadap produk impor asal China senilai US$ 250 miliar, sementara China membalas dengan mengenakan bea masuk baru bagi produk impor asal AS senilai US$ 110 miliar. 

Sejatinya, ada perkembangan yang positif terkait dengan perang dagang AS-China. Seperti yang diketahui, pasca berbincang sekitar 80 menit di sela-sela gelaran KTT G20 di Jepang pada akhir bulan Juni, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menyetujui gencatan senjata di bidang perdagangan sekaligus membuka kembali pintu negosiasi yang sempat tertutup.

Perbincangan mengenai telepon antara delegasi AS dan China kemudian digelar pada pekan lalu dan kemungkinan, negosiasi tatap muka akan segera digelar dalam waktu dekat. "Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan berangkat ke Beijing dalam waktu dekat. Namun saat ini, menurut saya, kami sedang dalam masa tenang dalam bernegosiasi," ungkap Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.

Namun tetap saja, bea masuk yang dikenakan satu sama lain oleh kedua negara belum dicabut sehingga masih membebani laju perekonomian keduanya.

Mengingat posisi China selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di planet bumi, tentulah tekanan terhadap perekonomian China akan membebani laju perekonomian negara-negara lain. 


Tag