CELEBESMEDIA.ID, Jakarta – Kabar akan majunya Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai kandidat Ketum Golkar pada munas mendatang membuat kubu Airlangga mulai meradang. Kubu Airlangga merekam ingatan bahwa Bamsoet pernah menegaskan persaingan dengan Airlangga menuju kursi ketua umum Golkar sudah selesai. Pernyataan itu disampaikan Bamsoet usai dirinya terpilih menjadi Ketua MPR periode 2019-2024.
Koordinator Bidang Ekonomi DPP Partai Golkar sekaligus loyalis Airlangga, Aziz Syamsuddin bahkan menyindir manuver itu dengan mengingatkan soal laknat tuhan terhadap yang seseorang yang ingkar janji.
Bamsoet lantas membantah dirinya memiliki perjanjian atau komitmen dengan Airlangga terkait pencalonan dirinya sebagai Ketua MPR beberapa waktu lalu. Ia mengatakan posisi Ketua MPR sebatas panggilan tugas dari Partai Golkar."Emang pacaran pakai pengkhianatan? ini kan saya tidak sedang bercinta, tapi sedang berpolitik. Masa ada pengkhianatan-pengkhianatan?" kata Bamsoet, Dirilis CELEBESMEDIA.ID dari CNNIndonesia.
Aksi saling sindir dan serang dua kubu mengingatkan ulang tentang situasi Golkar yang panas jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf. Airlangga, sebagai petahana, telah bermanuver dengan membawa 34 DPD Golkar tingkat provinsi sowan ke Presiden Joko Widodo pada Juli 2019. Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu pun mengklaim telah mengantongi 92 persen suara di pemilihan Ketua Umum Golkar mendatang.
Tak mau kalah, Bamsoet sendiri mengklaim telah mendapatkan banyak dukungan dari pengurus Golkar di daerah, mulai tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Loyalis Bamsoet, Yorrys Raweyai, mengatakan Bamsoet telah mendapatkan dukungan dari 400 dukungan kader Golkar.
Pertarungan antara Airlangga dan Bamsoet nyatanya tak cuma siapa pemilik dominan lumbung suara. Pertarungan kedua kubu itu sampai merembet penggunaan Kantor DPP Partai Golkar yang berlokasi di Slipi, Jakarta Barat.
Bermula saat Anggota Bidang Pemuda DPP Partai Golkar Nofel Saleh Hilabi mengirim surat ke Airlangga untuk mendesak penyelenggaraan Rapat Pleno DPP Partai Golkar. Akan tetapi, Airlangga tak merespons surat tersebut. Nofel pun membawa sejumlah kader AMPG berdemo di Kantor DPP Golkar untuk meminta Airlangga segera menyelenggarakan Rapat Pleno.
Tak berhenti sampai di situ, kubu Bamsoet pernah ditolak untuk masuk ke Kantor DPP Partai Golkar saat ingin menyelenggarakan Rapat Pleno pada Rabu (4/9/2019) lalu. Akhirnya, kubu Bamsoet pun memindahkan lokasi Rapat Pleno yang hendak mereka laksanakan ke Hotel Sultan, Jakarta.
Loyalis Bamsoet, Nusron Wahid mengatakan penolakan ini merupakan sebuah hal yang tragis. Padahal, dia mengklaim, kedatangan pihaknya hanya untuk meminta konfirmasi dari Airlangga dan Sekjen Partai Golkr Lodewijk Freidrich Paulus terkait Rapat Pleno yang belum juga digelar oleh pengurus pusat.