CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tim dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Buki, Kepualaun Selayar membuat sebuah inovasi untuk mengatasi maraknya penderita diare di desa tersebut.
Tim dosen yang terlibat dalam pengabdian masyarakat terdiri dari 3 orang, yakni dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI Nurbaeti sebagai ketua tim. Serta dua anggota tim lainnya A. Nurlinda yang juga dosen FKM UMI serta Ramlawati, dosen Fakultas Ekonomi Bisnis UMI.
Mereka bekerjasama dengan kelompok PKK Desa Buki Selayar mengedukasi warga untuk memamfaatkan limbah air kelapa menjadi yogurt yang bermanfaat untuk mengatasi diare yang banyak diderita warga di wilayah itu.
"Jadi sebelum melakukan pengabdian masyarakat, kami melakukan penelitian dulu dan diketahui jika di Desa Buki banyak warga yang menderita diare," jelas Nurbaeti kepada Celebesmedia.id, Rabu (14/8).
"Kelapa juga banyak di Desa Buki yang merupakan daerah perbukitan. Oleh karena itu sangat bagus memanfaatkan potensi lokal desa dalam hal ini air kelapa/buah kelapa muda menjadi yoghurt. Kelapa diketahui bersifat anti-bakteri, anti-virus, dan juga berperan dalam mengendalikan kolesterol jahat dalam darah dan kesehatan jantung," lanjutnya.
Pengabdian masyarakat digelar selama 4 hari pada Agustus 2024 ini dimulai dengan tahapan diskusi agar semua pihak juga turut berpartisipasi secara langsung khusunya dalam demonstrasi pengolahan coconut.
Kegiatan pengabdian didukung oleh LPKM UMI, DRTPM Kementrian Pendidikan dn Kebudayan Riset dan Teknologi.
Pelaksanaan diterapkan secara onsite dengan menggunakan peralatan sesuai protokol kesehatan secara ketat. Kegiatan meliputi tahapan-tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi serta keberlanjutan program.
Tim dosen UMI juga didampingi 2 narasumber dari petugas Puskesmas dan tokoh masyarakat setempat.
Demonstrasi pengolahan yogurt diikuti semua anggota PKK bertempat di Balai Pertemuan PKK Desa Buki Dusun Selamalaju.
Pengolahan yogurt terbagi 2 versi yaitu berbahan air kelapa tua dan daging kelapa muda. Dimulai dengan Membagikan resep dan tata cara pengolahan. Kemudian menyiapkan air kelapa dan daging kelapa muda yang lembek. Lalu menyiapkon panci dan kompor. Terakhir menyiapkan alat/mesin fermentasi.
"Jadi ada juga dua orang narasumber. Bersama tim PKK setempat mendemonstrasikan cara mengubah air kelapa menjadi yohurt. Hasilnya dari 1 liter air kelapa bisa menjadi 4 cup yogurt ukuran 250 ml per cup," jelas Nurbaeti.
Hasil Pre Test dan Post test menjelaskan ada peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat air kelapa yaitu 15% pengetahuan cara memuat yogurt berbahan air kelapa/kelapa muda, dan 85% keinginan membuka usaha serta motivasi masyarakat membuat yogurt air kelapa/kelapa muda yang akan di jadikan produk lokal berbentuk Usaha Kecil Menengah (UKM).
Kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diberikan oleh Tim pengabdian dari UMI dan narasumber mendapat respon baik dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Sehingga menurutnya kegiatan ini perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan pencernaan dan kesejahteraannya melalui manajemen usaha kecil dan menengah .
"Kami berharap ini bisa berkelanjutan dan benar-benar dimanfaatkan warga di sana agar UMKM bisa makin berkembang," tutupnya.