CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Narkobamerupakan zat atau obat
baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang menimbulkan
efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Narkoba merupakan
akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan obat-obatan terlarang.
Penyimpangan penggunaan narkoba khususnya di kalangan remaja
dapat membahayakan bangsa di kemudian hari. Sebab generasi muda merupakan
penerus bangsa justru terkontaminasi dengan zat adiktif penghancur syaraf.
Mirisnya, kasus narkoba justru kian meningkat dari tahun ke
tahun. Di Sulsel, kasus penyalagunaan narkoba juga meningkat 4,2 persen di
tahun 2022 jika dibandingkan tahun 2021.
Polda Sulsel mencatat pada tahun 2021 ada 1.942 perkara
dengan penyelesaian sebanyak 2.223. Sedangkan pada tahun 2022 penyalahgunaan
narkotika diungkap sebanyak 2028 perkara dengan penyelesaian sebanyak 1.860
perkara.
Sementara jenis natkotika yang diamankan yakni 69 Kg sabu, 18 Kg ganja, dan 514.029 butir pil ekstasi. Angka ini untuk tahun 2022.
Lalu mengapa narkoba bisa membahayakan penggunanya?
Bahaya narkoba bukan hanya pada kondisi psikis, tetapi juga
membahayakan kesehatan penggunanya. Dampak terparahnya merusak fungsi organ tubuh dan
sifat kerusakannya permanen yang berujung kematian.
Melansir laman resmi Badan Narkotika Nasional (BNN),
narkotika bisa merusak diri. Beberapa dampak narkotika untuk diri sendiri
yakni:
1. Dehidrasi
Narkoba yang disalahgunakan dapat menyebabkan keseimbangan
elektrolit berkurang, sehingga berakibat badan akan mengalami kekurangan cairan
atau dehidrasi. Sifat nakotika juga menyebabkan candu. Pada akhirnya tubuh akan
kejang-kejang, halusinasi, perilaku agresif dan rasa sesak bagian dada. Dalam
jangka panjang, dehidrasi ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
2. Halusinasi
Narkotika dapat menyebabkan halusinasi, namun jika
dikonsumsi dalam dosis yang besar juga dapat menyebabkan mual, muntah, rasa
takut, serta gangguan kecemasan. Sementara jika dipakai dengan waktu yang lama,
narkoba jenis ganja dapat menyebabkan gangguan mental, depresi dan kecemasan
yang berlarut.
3. Menurunkan tingkat kesadaran
Dampak pemakaian narkoba dengan dosis yang berlebih akan
membuat tubuh terlalu rileks hingga kesadaran menjadi berkurang. Risiko
kehilangan kesadaran tersebut membuat kondisi tubuh terganggu, sering bingung
dan perubahan perilaku bagi pengguna. Serta dampak yang cukup parah adalah
hilangnya ingatan disertai sulitnya mengenai lingkungan sekitar.
4. Buruknya kualitas hidup
Tidak hanya bagi tubuh, narkoba juga berdampak bagi kualitas
hidup seseorang. Kualitas hidup juga terganggu dengan hilangnya relasi,
keluarga menjadi kacau, kesehatan memburuk dan memicu kematian.
5. Kematian
Dampak yang paling mengerikan yakni overdosis akibat mengkonsumsi obat-obatan ini dalam dosis terlalu tinggi. Narkoba seperti sabu-sabu, opium dan kokain dapat menyebabkan tubuh menjadi kejang-kejang. Jika kondisi tersebut dibiarkan terus menerus, si pengguna dapat menegalami kematian.
Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba
Ada 4 cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecanduan
narkoba. BNN mencabar cara ini dapat ditempuh tahap demi tahap hingga pengguna
benar-benar terbebas dari jerat candu narkoba.
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya oleh dokter tetapi juga
terapis. Jika si pemakai mengalami depresi atau bahkan gangguan perilaku, maka
terapis akan menyembuhkan efek tersebut baru melakukan rehabilitasi.
2. Detoksifikasi
Mengatasi kecanduan harus melalui beberapa tahapan dan salah
satu yang cukup berat adalah detoksifikasi. Di sini pengguna harus 100%
berhenti menggunakan obat-obatan berbahaya tersebut.
Hal yang wajar jika reaksi yang akan dirasakan cukup
menyiksa mulai dari rasa mual hingga badan terasa sakit. Disamping itu pecandu
akan merasa tertekan karena tidak ada asupan obat penenang yang dikonsumsi
seperti biasa.
3. Stabilisasi
Setelah proses detoksifikasi berhasil dilewati, selanjutnya
dokter akan menerapkan langkah stabilisasi. Tahapan ini bertujuan untuk
membantu pemulihan jangka panjang dengan memberikan resep dokter.
4. Pengelolaan Aktivitas
Diperlukan pendekatan dengan orang terdekat seperti keluarga
dan teman agar mengawasi aktivitas mantan pemakai. Tanpa dukungan penuh dari
orang sekitar, keberhasilan dalam mengatasi kecanduan obat terlarang tidak akan
lancar.
Banyak pemakai yang sudah sembuh lantas mencoba menggunakan
kembali obat-obatan tersebut karena pergaulan yang salah. Karena itulah
pengelolaan aktivitas sangat penting agar terhindar dari pengaruh negatif.