CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Inflasi tahunan di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di angka 1,67 persen per September 2024. Angka ini lebih rendah dari nasional yang mencapai 1,84 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dikutip dari BPS sulsel.bps.go.id, Kamis (3/10), menunjukkan baik secara bulanan (month to month/mtm), tahun kalender (year to date/ytd) maupun tahunan (year on year/yoy) juga di bawah nasional.
Sementara indeks harga konsumen (IHK) 105,52, itu merupakan hasil gabungan dari delapan kota di Sulsel yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi di 24 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Dari delapan IHK di Sulawesi Selatan, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 2,21 persen dengan IHK sebesar 106,49. Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kabupaten Bulukumba sebesar 1,35 persen dengan IHK sebesar 104,96.
Adapun 10 komoditas utama penyumbang inflasi yoy antara lain; Emas Perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), Cabe Rawit, Beras, Kontrak Rumah, Gula Pasir, Cumi-cumi, Udang Basah, Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Kopi Bubuk.
Sedangkan komoditas penyeimbang inflasi yang memberi andil deflasi yakni Daging Ayam Ras, Tomat, daging ayam ras, Ikan Cakalang/ Ikan Sisik, Ikan Bandeng/Ikan Bolu, Ikan Teri, Bahan Bakar Rumah Tangga, Telur Ayam Ras, Air Kemasan, Bensin, Sabun Cuci/Cuci Piring.
Khusus inflasi bulan periode September 2024, dari delapan kabupaten/kota IHK di Provinsi Sulawesi Selatan lima diantaranya mengalami deflasi dan dua Kabupaten serta satu kota yang mengalami inflasi secara mtm.
Adapun lima kabupaten dan kota itu, Watampone (minus 0,21 persen), Wajo (minus 0,07 persen), Luwu Timur (minus 0,21 persen), Kota Makassar (minus 0,12 persen), Kota Palopo (minus 0,10 persen).
Sementara itu, 3 Kabupaten dan kota yang mengalami inflasi ialah, Kabupaten Bulukumba inflasi 0,03 persen, Kabupaten Sidenreng Rappang inflasi 0,18 persen dan Kota Parepare inflasi 0,35 persen.