CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Berkomunikasi dengan penyandang disabilitas, seperti tuna rungu, bukanlah perkara mudah. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa.
Kata orang banyak jalan menuju Roma, banyak cara untuk tetap berkomunikasi di antara kita.
Demikian juga Munafri Arifuddin sesaat sebelum tampil berbicara dalam acara dialog "nyoblos itu keren, nyoblosnya Appi-Rahman" yang digelar oleh Relawan Adinda Na Appi-Rahman, Kamis (1/10/2020) di Warkop Daeng Sija, Borong Raya, Batua, Kecamatan Manggala.
Appi didampingi juru bicara millenial Appi-Rahman, Gemintang Kejora Mallarangeng. Dialog yang dipandu moderator Aldy Rafzanjani Thamrin, diikuti komunitas anak muda mahasiswa, pelajar, pekerja seni, pengusaha muda, aktivis, dokter, dan Komunitas Teman Tuli. Mereka berusia 17 hingga 25 tahun.
Saat dipertemukan dengan Bambang, salah satu anggota Komunitas Teman Tuli, Appi menuliskan apa yang ingin disampaikan pada selembar kertas. Tulisan Appi dibaca oleh Bambang, lalu disampaikan kepada tiga temannya yang hadir pada kesempatan itu.
Appi menuliskan nama lengkapnya sebagai perkenalan. Setelah itu Bambang yang memang bisa membaca, meneruskan perkenalan itu kepada teman-temannya. Lantas Bambang menyampaikan uneg-unegnya dalam bahasa isyarat. Salah satu teman Bambang yang mengerti bahasa isyarat, kemudian mengungkapkan kepada Appi.
Intinya, dia mengungkapkan perasaannya dan banyak teman penyandang disabilitas lainnya, yang dirasakan kurang mendapat perhatian pemerintah. Misalnya minimnya lowongan kerja bagi mereka. Lainnya, kurangnya fasilitas disabilitas di ruang dan area publik.
Menanggapi hal itu, Appi membenarkan bahwa kebutuhan penyandang disabilitas kurang mendapat perhatian dari pemerintah selama ini. Oleh karena itu, Appi berjanji, jika terpilih menjadi walikota, akan memberikan kesempatan kerja kepada mereka. Penyandang disabilitas akan dilibatkan dalam pemerintahan yang bertugas mengkomunikasi informasi-informasi dari pemerintah kota, khususnya yang terkait dengan kepentingan para penyandang disabilitas.
Tanggapan Appi itu ditulis di atas kertas, lalu dibaca oleh Bambang. Dia pun tampak senang, tersenyum, membaca respon Appi terhadap uneg-uneg yang disampaikan Bambang.
Pertemuan dan dialog singkat "bahagia" itu diakhiri lalu Appi beranjak untuk memulai dialog dengan Relawan Adinda Na Appi Rahman.