CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kunyit, atau Curcuma longa dalam bahasa ilmiah, adalah rempah-rempah yang populer dalam hidangan Asia. Selain memberikan rasa dan aroma khas pada masakan, kunyit juga memiliki manfaat kesehatan yang beragam, terutama untuk kesehatan lambung.
Salah satu penyebab umum gangguan lambung adalah peningkatan produksi asam lambung yang dapat menyebabkan iritasi dan peradangan. Namun, kunyit mengandung senyawa aktif bernama kurkumin yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan.
Itulah yang membuat kunyit menjadi bahan alami yang efektif dalam melindungi lambung dan mengatasi beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan lambung.
Berikut adalah beberapa manfaat kunyit untuk kesehatan lambung:
- Melindungi dari Tukak Lambung
Sifat anti-inflamasi kurkumin yang ada pada kunyit mampu melindungi lapisan mukosa dari kerusakan dan mengurangi peradangan pada lambung karena kondisi gastritis.
Hal ini tentu bisa melindungi lambung dari infeksi bakteri Helicobacter pylori dan mencegah terbentuknya tukak lambung.
- Mengatasi Refluks Asam Lambung
Kurkumin juga membantu mengurangi kelebihan produksi asam lambung, untuk meredakan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn) karena refluks asam lambung.
- Mengurangi Gejala Sindrom Irritasi Usus Besar (IBS)
Berdasarkan penelitian mengkonsumsi kunyit diketahui bisa membantu mengurangi gejala IBS, termasuk yang berkaitan dengan lambung seperti kembung dan nyeri perut.
Perlu diingat bahwa kunyit sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam penggunaan jangka panjang atau dosis yang sangat tinggi, kunyit dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau berinteraksi dengan obat-obatan tertentu.
Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi kunyit secara teratur sebagai suplemen.
Namun, penting untuk diingat bahwa kunyit bukan pengganti pengobatan medis yang diresepkan oleh dokter. Jika Anda mengalami masalah lambung yang parah atau kronis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan perawatan yang tepat.***