CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Suasana Terminal Mallengkeri Makassar masih sepi dua pekan jelang lebaran.
Pantauan CELEBESMEDIA, Kamis (28/3) hanya ada 2 hingga 3 orang penumpang yang masuk ke terminal untuk mencari mobil angkutan.
Para sopir angkutan daerah pun, ada yang berbaring, ada juga yang berbincang-bincang dengan sopir lainnya, untuk menghilangkan rasa suntuk karena kurangnya penumpang.
Sepinya penumpang yang masuk ke terminal, kata beberapa sopir akibat adanya terminal bayangan. Padahal biasanya terminal sudah mulai ramai dua pekan jelang Idul Fitri, meskipun puncaknya nanti 5 hari sebelum lebaran.
"Sekarang itu kan banyak mi mobil yang lebih suka menunggu di luar seperti di pinggir jalan (terminal bayangan), karena memang lebih banyak mereka dapat penumpang disana, baru penumpang juga kan tidak mau mi repot-repot lagi masuk terminal, lebih suka yang langsung ada di pinggir jalan," tutur salah satu sopir daerah tujuan Bulukumba, Amir (51).
Menurut Amir, banyak penumpang yang lebih memilih menggunakan mobil sewa yang ada di terminal bayangankarena mereka tidak perlu repot menenteng tas untuk masuk ke terminal lagi.
Banyak juga penumpang dan sopir yang saling bertukar nomor telepon, sehingga lebih memudahkan penumpang jika ingin mudik.
"Penumpang biasanya juga itu langsung ambil nomornya sopir, jadi kalau mau pulang kampung lagi, tinggal na telepon saja, suruh sopir jemput di rumahnya, jadi mereka tidak ke terminal mi lagi cari mobil, makanya ini terminal sepi karena begitu, " jelas Amir.
Kondisi terminal Mallengkeri dengan jalan tak mulus juga menjadi salah satu alasan sopir enggan masuk ke sana. Sementara sampah yang berserakan tentu membuat penumpang kurang nyaman. Saat malam suasana terminal sangat gelap karena minim pencahayaan.
"Fasilitas terminal sudah kurang memadai, karenakan sebenarnya ini terminal beroperasi sampai malam, masalahnya ini di terminal tidak ada lampu atau penerangannya," tutupnya.
Terminal Malengkeri Makassar ini melayani rute tujuan pemudik tujuan Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, hingga Kepulauan Selayar.
Laporan : Riski