CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Desakan genjatan senjata di jalur Gaza antara Israel dan Hamas kian besar. Desakan itu muncul ketika Israel mengindikasikan akan meluncurkan operasi darat di Rafah, kota paling selatan Gaza. Padahal kota itu adalah tempat 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan dari bombardir Israel.
Menurut laporan Xinhua yang diberitakan Antara, Kamis (15/2) Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mengatakan bahwa Prancis menentang serangan Israel di Rafah.
Alasannya karena menurut Presiden Prancis Emmanuel Macron, serangan seperti itu hanya akan menyebabkan bencana kemanusiaan dengan skala yang lebih besar.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang sedang melakukan kunjungan ke Israel, mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial X pada Sabtu (10/2) bahwa penderitaan di Rafah sudah tidak dapat dibayangkan dan serangan militer akan menjadi katastrofe kemanusiaan.
"Orang-orang yang mencari perlindungan di Rafah "tidak bisa menghilang dalam sekejap," tulis Baerbock.
Pertemuan para negosiator Qatar, Mesir, Amerika Serikat, dan Israel di Kairo pada Selasa (13/2) berakhir tanpa adanya hasil, meskipun laporan-laporan media mengindikasikan bahwa pembicaraan tersebut berlangsung dalam suasana yang konstruktif.
Media milik pemerintah Israel, Kan TV, melaporkan bahwa Mesir memutuskan untuk memperpanjang perundingan selama tiga hari tambahan guna menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada. Namun, Netanyahu tidak menyetujui kembalinya Kepala Mossad David Barnea.
Netanyahu mengeluarkan statement bahwa Israel akan bertempur hingga meraih kemenangan total dan itu termasuk operasi besar-besaran di Rafah.
Hal tersebut akan menjadi pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional dan akan menimbulkan risiko tambahan terhadap eskalasi regional.
Netanyahu menyepelekan pentingnya kesepakatan untuk membebaskan para sandera, dengan menekankan bahwa kunci untuk membebaskan para sandera yang tersisa: tekanan militer yang kuat dan negosiasi yang tegas.
Sepanjang Selasa malam hingga Rabu dini hari waktu setempat, tentara Israel membombardir daerah-daerah di Rafah dan Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Xinhua / Antara