CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kepala Dinas Lingkuhan Hidup (DLH) Makassar, Rusmayani Majid berani bersumpah jika dirinya tidak pernah mengarahkan tenaga kerja kontrak DLH dan menggunakan fasilitas negara pada kampanye akbar calon Presiden, Joko Widodo di lapangan Karebosi, 31 Maret lalu.
Hal tersebut dilontarkan Rusmayani saat ditemui tim liputan CELEBESMEDIA.ID di ruang kerjanya, kantor DLH, Maccini, Makassar, Selasa (9/4/2019).
Rusmayani mengaku tidak tahu - menahu soal surat edaran dan adanya mobil dinas yang diduga digunakan untuk mengangkut massa perserta kampanye. Pasalnya, menurut Rusmayani di era sekarang ini segala sesuatu bisa dimanipulasi.
"Bisa saja itu di buat-buat sama orang yang tidak suka sama saya. Waktu kampanyenya Jokowi saja saya tidak hadir. Jangan Pilpres, Pilwalkot saja saya malas," kata Rusmayani.
Sementara itu, Rusmayani juga menilai pemanggilan yang dilakukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) kota Makassar terhadap dirinya adalah suatu kekeliruan.
"Saya juga kaget, kenapa bawaslu panggil saya. Saya tidak tahu soal surat dan mobil dinas itu, saya juga tidak pernah menyuruh pegawai kontrak untuk hadir (Kampanye Jokowi). Tapi saya akan hadir untuk klarifikasi," ujarnya. Menurut Rusmayani panggilan Bawaslu Makassar akan ia penuhi siang ini, Selasa (9/4/2019).
Selain itu, Rusmayani juga berani bersumpah terkait polemik itu, "Saya berani bersumpah, karena saya tidak pernah lakukan itu. Itu semua hoaks, karena itu bisa saja dilakukan sama orang yang tidak suka sama saya," katanya.
Sebelumnya, surat yang berisi imbauan kepada seluruh tenaga kerja kontrak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar di media sosial dan mobil dinas bus DLH yang viral di media sosial ramai diperbicangkan.
Adapun isi surat tersebut, meminta tenaga kerja kontrak DLH untuk hadir pada hari Minggu, 31 Maret 2019, pukul 06. 30 Wita di Balai Kota dengan menggunakan pakaian putih.
Sejauh ini, diakui Rusmayani telah menginstruksikan
anggotanya untuk menelusuri siapa pembuat surat tersebut. "Saya sudah
menyuruh anggota saya untuk mencari pembuat surat itu, apa maksud dan
tujuannya, dan jika kami temukan akan kami laporkan ke Polisi." katanya.
“Karena sekarang orang gampang bikin kop surat seperti itu, orang gampang bikin
stempel."