CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Menurut Kamus Oxford, resilience merupakan kemampuan seseorang untuk bertahan dan pulih dari kesulitan serta kemampuannya menjadi 'elastis' dalam menghadapi berbagai situasi.
Perubahan dalam hidup adalah suatu keniscayaan yang terjadi berulang kali. Kemampuan untuk mengelola pikiran guna bertahan menjadi kunci agar kita tidak mudah menyerah.
Resilience, oleh karena itu, merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan menghadapi tantangan.
Resilience berkaitan dengan fleksibilitas emosional, mental, dan perilaku seseorang dalam menghadapi segala situasi, termasuk kegagalan, sakit, atau kehilangan orang yang dicintai.
Dengan resilience, seseorang dapat lebih mudah dan cepat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Menerapkan resilience bukan berarti menekan stres atau emosi. Seseorang tetap dapat merasakannya, namun perbedaannya terletak pada cara menerima dan bereaksi terhadap perasaan tersebut.
Pembentukan kepribadian yang resilient memerlukan waktu, usaha, dan kesabaran.
Hal ini dapat dilakukan melalui langkah-langkah seperti belajar beradaptasi, banyak mencari informasi, belajar dari pengalaman, menghargai setiap hal yang datang, dan mengambil setiap peluang yang muncul.
Beradaptasi menjadi kunci, terutama saat menghadapi situasi kurang nyaman yang kadang membuat seseorang sulit menyesuaikan diri.
Belajar beradaptasi melibatkan kesadaran terhadap apa yang terjadi dan dirasakan, memberi kesempatan bagi otak untuk berpikir, dan tidak memberikan respons spontan.
Mencari informasi melalui membaca atau menonton materi yang edukatif dapat mengubah pola pikir seseorang, sementara belajar dari pengalaman dan menghargai setiap hal yang datang membantu pertumbuhan pola pikir.
Mengambil setiap peluang yang datang adalah langkah penting untuk meraih mimpi dan cita-cita, dengan kunci utama adalah berani mencoba.
Gagal adalah bagian dari proses, tetapi usaha akan memberikan kepuasan tanpa adanya penyesalan di masa depan.