CELEBESMEDIA.ID, Gowa - Ratusan warga dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) memadati Masjid Tua Al-Hilal Katangka, untuk mengikuti prosesi salat jenazah dan pemakaman Raja Gowa ke-38 Andi Kumala Idjo Karaeng Lembang Parang.
Salat Jenazah untuk Andi Kumala Idjo, dilakukan tepat setelah salat jumat dilaksanakan, ratusan warga mengikuti prosesi tersebut sebagai bentuk penghormatan terakhir untuk sang raja adat tersebut.
Usai di salati, jenazah Andi Kumala Idjo kemudian ditandu menuju tempat peristirahatan terakhir.
Andi Kumala Idjo dimakamkan di Kompleks Pemakaman Keluarga Kerajaan Gowa, Jalan Syech Yusuf, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, tepat di samping Masjid Tua Al-Hilal Katangka.
Pantauan tim CELEBESMEDIA.ID, Jumat (29/11), sejak pukul 11.00 WITA, warga mulai ramai memadati kawasan tersebut, dan terus bertambah saat prosesi pemakaman raja dilakukan.
Prosesi pemakaman dihadiri pejabat pemerintahan, unsur TNI, tokoh masyarakat, keluarga besar kerajaan, dan warga setempat. Satu di antaranya adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel Jufri Rahman yang sebelumnya juga mengikuti prosesi pelepasan jenazah di Istana Balla Lompoa.
Sebelum dilakukan prosesi pemakaman di Katangka, sebelumnya Andi Kumala Idjo disemayamkan di Istana Balla Lompoa, Jalan LH Wahid Hasyim, Sungguminasa, pada Kamis (28/11).
Setelah itu, pagi tadi sebelum diberangkatkan ke Masjid Tua Al-Hilal Katangka, terlebih dahulu dilakukan Prosesi pelepasan jenazah Raja Gowa Ke-38 atau yang dikenal juga sebagai Sombayya.
Dalam sesi pelepasan jenazah tersebut dilakukan Upacara Adat Ammolong Tedong. Upacara tersebut dimulai pada pukul 10.00 WITA di istana Balla Lompoa.
Setelah dilakukan prosesi pelepasan jenazah tersebut, sekitar pukul 11.00 WITA, barulah kemudian jenazah Andi Kumala Idjo dihantarkan menuju Masjid Tua Al-Hilal Katangka untuk dilakukan salat jenazah dan prosesi pemakaman.
Diberitakan sebelumnya, Andi Kumala Idjo meninggal dunia pada Kamis (28/11). Andi Kumala Idjo wafat pada usia 65 tahun akibat penyakit jantung yang telah dideritanya sejak 2012.
Laporan: Riski