CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon menyepakati gencatan senjata yang ditengahi melalui upaya diplomatik AS dan Prancis.
Kesepakatan ini mulai berlaku pada Rabu (27/11) pukul 4 pagi waktu setempat (0200 GMT).
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Angkatan Bersenjata Lebanon akan dikerahkan ke Lebanon selatan dalam waktu 60 hari, dan selama waktu tersebut Israel akan secara bertahap menarik pasukannya yang tersisa.
Kesepakatan tersebut juga mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan pasukannya ke utara Sungai Litani.
PBB Mulai Salurkan Bantuan
Seiring kesepakatan gencatan senjata yang berlaku, badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitra-mitranya dikerahkan untuk menyalurkan bantuan dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
"Badan kemanusiaan akan terus merespons untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat Tom Fletcher di platform media sosial X sebagaimana yang dikutip dari Antara, Kamis (27/11).
Pada hari pertama gencatan senjata, di tengah suhu yang sangat rendah, 11 truk dari Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) mengantarkan pasokan darurat kepada lebih dari 3.000 orang di Baalbek, termasuk selimut, kasur, jaket musim dingin, lembaran plastik, lampu tenaga surya, dan alas tidur.
"Segera setelah gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 04.00 waktu setempat, penduduk Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut dan (Lembah) Bekaa mulai kembali ke rumah mereka setelah terpaksa mengungsi selama berbulan-bulan," kata UNHCR.
Badan tersebut mengatakan akan terus bekerja sama dengan otoritas dan mitra setempat untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada warga yang terdampak guna membantu mereka tetap hangat dan aman selama musim dingin tahun ini. UNHCR telah mengirimkan lebih dari 330.000 barang bantuan kepada lebih dari 190.000 orang di Lebanon sejak 23 September.
Sementara itu, Dana Anak-anak PBB (UNICEF) terus membantu anak-anak yang terdampak parah oleh konflik tersebut, dan memberikan bantuan psikologis darurat kepada ribuan anak dan pengasuh mereka. Sejak September, UNICEF telah menjangkau lebih dari 9.000 anak dan pengasuhnya dengan bantuan psikologis.
"Upaya mendesak harus segera dimulai untuk memastikan perdamaian ini dapat dipertahankan," ujar Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
Russel menambahkan bahwa anak-anak dan keluarga harus dapat kembali kepada komunitas yang aman, terutama mereka yang mengungsi di tempat penampungan dan komunitas penampung.
"Perlindungan bagi anak-anak dan keluarga mereka harus tetap menjadi inti dari segala upaya untuk menstabilkan situasi dan mendukung pemulihan," kata dia.
Konflik antara Israel dan Hizbullah telah menghancurkan kehidupan banyak orang, dengan lebih dari 3.800 orang tewas, 15.800 terluka, dan hampir 900.000 orang terpaksa menjadi pengungsi internal, serta lebih dari setengah juta orang pergi melintasi perbatasan untuk mengungsi.
Sumber: Antara