CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Harga pangan yang melonjak awal tahun 2025, membuat masyarakat menjerit. Tidak hanya pembeli, kondisi tersebut juga dikeluhkan para pedagang kecil.
Lonjakan harga komoditas bahan pokok di pasaran ini salah satunya dipicu oleh musim hujan yang telah melanda sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan sejak bulan November 2024 lalu dan terus berlanjut hingga kini.
"Semuanya naik semenjak sudah tahun baru, mungkin karena musim hujan juga, biasanya kalau musim hujan seperti ini harga memang naik," ujar Nursiah, wanita lansia yang menjajakan dagangannya di Pasar Pa'baeng-baeng, Makassar, Jumat (17/1).
Akibat musim hujan melanda, pangan diantaranya cabai, bawang, tomat dan sayur-sayuran mengalami kenaikan harga.
Bahkan setelah tahun baru pun, laju peningkatan grafik harganya justru enggan kembali ke harga normal.
Kini, para pedagang kecil di pasar hanya bisa meringis, pasalnya harga pangan yang tinggi bukannya menambah pemasukan mereka malah membuat omzet kian anjlok.
Lonjakan harga sebagian besar bahan pokok justru membuat gairah pembeli semakin berkurang, sehingga berdampak pada omzet para pedagang yang semakin merosot.
Salah satu pedagang di Pasar Pa'baeng-baeng, Nurlia menceritakan bahwa semenjak memasuki tahun 2025, pemasukan yang ia dapatkan semakin berkurang.
"Selama tahun baru ini, jelas berkurang (omzet), karena barang semua naik. Ini contohnya cabai sekarang itu kan Rp70.000/kg, dulu sebelum tahun baru cuman Rp30.000/kg, jadi pembeliku kalau mau beli sekarang berpikirki. Jadi ta sedikitji saja nabeli," ujar Nurlia kepada Celebesmedia.id.
"Biasanya misalnya beli satu kilo, sekarang cuman seperempat, karena mahal. adi minat nya orang berkurang beli, kita juga berkurang pendapatan. Belum lagi kita mau bayar terus iuran untuk pasar, jadi kacaulah," lanjutnya.
Hal yang sama juga diungkapkan salah satu pembeli, Sharina. Ia memceritakan jika ke pasar harus lebih teliti memilah-milih barang agar tidak melampaui batas pengeluarannya berbelanja di pasar.
"Betul, sekarang kalau ke pasar, kita kontrol belanjata. Karena semakin naik harga barang saya liat. Biasanya misal saya beli dalam jumlah besar karena harganya masih normal. Sekarang harus dikurangi," kata Sharina.
Tak banyak yang Nurlia dan pedagang lain harapkan, mereka hanya berharap semua harga pangan bisa kembali normal dan stabil seperti biasanya, agar menafkahi keluarganya.
Laporan : Riski