CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat terjadi deflasi sebesar 0,08 persen di Sulsel secara bulanan atau month to month pada Agustus 2023. Angka ini lebih tinggi dari nasional yang mengalami deflasi month to month (m-to-m) Agustus 2023 sebesar 0,02 persen.
Ada 2 kelompok yang menjadi pemicu deflasi di Sulsel yakni adanya penurunan yang signifikan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 0,51 persen. Selai itu kelompok pakaian dan alas kaki juga menurun sebesar 0,04 persen.
Sementara delapan kelompok lainnya mengalami inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,09 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,20 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen; kelompok transportasi sebesar 0,24 persen; kelompok rekreasi, budaya dan olahraga sebesar 0,47 persen; dan kelompok pendidikan sebesar 0,06 persen; kelompok penyediaan makan dan minuman sebesar 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,06 persen.
Sementara itu, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks harga
"Secara bulanan Sulsel deflasi 0,08 persen. Sedangkan ecara tahunan atau year on year, Sulsel inflasi 3,53 persen (yoy), sementara secara year to date (ytd) inflasi Sulsel tercatat 1,60 persen," mengutip laman resmi BPS Sulsel yang dirilis Jumat (1/9/2023).
Secara tahunan (year on year), Sulsel tercatat inflasi sebesar 3,53 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 115,96 itu yang merupakan hasil gabungan dari lima kota di Sulsel yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi Sulsel.
Tercatat dari lima kota itu, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Makassar sebesar 3,71 persen dengan IHK sebesar 116,05. Sedangkan terendah di Watampone sebesar 2,29 dengan IHK sebesar 114,18.