CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan menyiapkan Rp5,8 Trilun uang selama Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.
Angka itu naik sekitar 14 persen (yoy) dibandingkan tahun
lalu yang hanya sebesar Rp5,04 triliun. Angka itu naik untuk menjamin kecukupan
uang tunai yang dibutuhkan masyarakat selama Hari Besar Keagamaan Nasional
(HKBN) umat islam itu.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Selatan, Rudy Bambang Wijanarko mengatakan, besarnya penyediaan uang tunai
tersebut sudah memperhitungkan banyak faktor.
"Termasuk normalisasi aktivitas masyarakat pasca
pencabutan PPKM, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat seiring pertumbuhan
ekonomi, serta peningkatan mobilitas masyarakat pada momen mudik lebaran,"
katanya dalam acara Kickoff serambi Rupiah Ramadhan 2023 di Kanto BI Sulsel,
Senin (27/03/2023).
Layanan penukaran uang rupiah disediakan melalui loket-loket
penukaran di 112 kantor cabang bank yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di
Sulsel.
Selain itu, BI Sulsel juga menyelenggarakan layanan kas
keliling sebanyak 32 kali di 24 titik strategis, termasuk di pusat keramaian,
pasar tradisional dan instansi pemerintah.
"Pendaftaran dan antrian penukaran uang pada layanan
kas keliling dilakukan melalui tautan https://pintar.bi.go.id. Hal ini
bertujuan untuk memastikan jumlah penukar dan ketersediaan uang Rupiah,"
tandasnya.
BI Sulsel juga memaksimalkan pendistribusian uang ke seluruh
wilayah Sulsel maupun Sulawesi, Maluku, dan Papua. Termasuk melalui kas
titipan, agar perbankan memiliki kecukupan persediaan uang tunai, baik secara
jumlah maupun jenis pecahan.
Bank dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR)
juga diwajibkan untuk menjaga ketersediaan uang dengan kualitas baik dan
optimal termasuk pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
"Termasuk menyediakan layanan penukaran uang sehingga
masyarakat dapat memperoleh pecahan uang sesuai dengan kebutuhan, serta
memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang sesuai dengan aspek K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja)," tandasnya.
Sementara untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat
dalam melakukan transaksi pembayaran, BI Sulsel meminta masyarakat untuk selalu
mewaspadai risiko uang palsu dengan mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah
melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang).
"Penukaran uang masyarakat hendaknya dilakukan di
tempat-tempat yang resmi. Bank Indonesia juga terus melakukan edukasi dan
sosialisasi Cinta Bangga dan Paham (CBP) Rupiah kepada seluruh
masyarakat," jelas Rudy.
Untuk mendukung digitalisasi di daerah, BI Sulsel juga
mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran secara non-tunai,
termasuk dengan menggunakan uang elektronik, digital banking, maupun QR
Indonesia Standard (QRIS).
Infrastruktur digital yang semakin berkembang dan diimbangi
dengan kerangka aturan yang memadai telah menciptakan transaksi pembayaran non
tunai yang cepat, murah, mudah, aman dan handal sehingga mendukung stabilitas
dan pertumbuhan ekonomi daerah.