CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus melakukan antisipasi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 varian Omicron di Sulsel.
Langkah itu dilakukan setelah satu warga asal Takalar terdeksi terpapar Omicron berdasarkan hasil pemeriksaan sequencing (WGS) dari Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) dan Litbangkes Jakarta pada 20 Januari 2022.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bachtiar Baso mengungkapkan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah Omicron meluas di Sulsel salah satunya dengan mebatasi dan memperketat pengawasan di Bandara Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Makassar.
“Pintu masuk-pintu keluar diperketat, bandara, pelabuhan terutama yang datang dari luar Sulsel, lebih-lebih dari luar negeri harus sangat diperketat," ucap kata Bachtiar Baso kepada awak media di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan Makassar, Selasa (25/1/2022).
Mengawasi pendatang dari dan luar negeri melalui jalur laut dan udara. Dalam pengawasan ini Dinas Kesehatan juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Upaya lainnya dengan mempercepat vaksinasi dan melaksanakan vaksinasi booster.
"Antisipasinya mempercepat vaksinasi, jadi vaksansi ini sebenarnya kita sudah 70 persen hingga 75 persen tapi kita mengejar target vaksin 100 persen karena target kita 9 juta orang lebih," lanjutnya.
Terkait vaksinasi booster akan dilakukan melalui dua mekanisme yaitu mekanisme Homolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya. Sedangkan mekanisme Heterolog, yaitu pemberian vaksin booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
"Misalnya, vaksin dosis satu dan dua itu vaksin Sinovac terus dosis ketiga kita kasi vaksin Pfizer dan lainnya, jadi bisa vaksin tahap 1, 2 dan 3 vaksin Sinovac bisa juga vaksin tahap 1, 2 Sinovac yang ketiga vaksin Moderna jadi bisa 3 vaksin yang sama dan bisa juga 2 sama 1 berbeda itu boleh," ungkapnya.
Langkah berikutnya, kata Bachtiar Baso, pihaknya terus mempercepat vaksinasi pada anak-anak usia 6-12 tahun hal itu juga dilakukan untuk menangkal penyebaran Covid-19 varian baru.
(Laporan : Darsil Yahya)