CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Indonesia merupakan negara
dengan pengonsumsi minyak goreng terbesar. Hal ininerujuk pada studi yang dipublikasikan
Reuters di 2020 lalu. Hal ini perlu
diwaspadai sebab gorengan bisa menjadi penyebab bertambahnya berat badan. Dokter
spesialis gizi klinik dr Yohan Samudra mengatakan kalori dalam minyak lebih
tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan karbohidrat dan protein.
Yohan menjelaskan satu gram karbohidrat dan protein total
kalorinya empat, maka pada minyak total kalorinya sekitar sembilan kalori.
"Pastinya kalau mulai ada penambahan berat badan, maka
mungkin gorengannya kebanyakan karena ada karbohidrat juga di gorengan dan ada
minyak," katanya mengutip Antara, Senin (11/12).
Gorengan juga, kata Yohan tidak hanya menambah berat badan tetapi
juga berisiko menyebabkan kolestrol, diabetes dan hipertensi.
Selain itu, lemak jenuh dalam jumlah banyak dapat
meningkatkan LDL yang meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung.
Oleh karena itu, Yohan mengingatkan orang-orang untuk membatasi lemak jenuh dan
sebaliknya, mengonsumsi cukup banyak lemak tak jenuh.
Hanya saja, khusus untuk kolesterol jahat atau Low Density
Lipoprotein (LDL) yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tak ada gejala khusus saat kadarnya
meningkat. Sehingga sulit untuk mendeteksinya. Disarankan untuk pemeriksaan laboratorium
menjadi langkah yang disarankan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh.
"Enggak ada gejala yang khas untuk kolesterol tinggi. Kalau misalnya LDL tinggi, maka sudah pasti, lemak atau minyak yang jelek yang kebanyakan. HDL atau High Density Lipoprotein banyak maka lemak yang kita konsumsi cukup baik kondisinya atau pilihannya (lemak tak jenuh)," jelas Yohan.