CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Presiden Rusia Vladimir Putin
pada Minggu (9/10/2022) menuduh Ukraina menjadi dalang peristiwa ledakan hebat
yang merusak jembatan yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
Putin menggambarkan ledakan jembatan Krimea itu sebagai
suatu "tindakan terorisme".
"Tidak diragukan lagi. Ini adalah tindakan terorisme
yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil yang sangat penting,"
kata Putin dalam video pada saluran Telegram Kremlin (kantor presiden Rusia).
"Tindakan ini dirancang, dilakukan dan diperintahkan
oleh layanan khusus Ukraina," kata Putin, sebagaimana diberitakan ANTARA
yang mengutip Reuters.
Putin bertemu Kepala Komite Investigasi Rusia Alexander
Bastrykin yang mempresentasikan temuan penyelidikan peristiwa ledakan dan
kebakaran pada Sabtu (8/10) di jembatan Krimea.
Ledakan di jembatan di atas Selat Kerch, yang merupakan rute
utama pengiriman pasokan bagi pasukan Moskow di Ukraina Selatan, telah memicu
pesan gembira dari para pejabat Ukraina pada Sabtu (8/10).
Namun, tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas
ledakan tersebut.
Jembatan itu juga merupakan arteri utama untuk pelabuhan
Sevastopol, tempat armada Laut Hitam Rusia bermarkas.
Kerusakan pada jembatan itu, yang telah menjadi simbol
aneksasi Rusia atas Semenanjung Krimea, terjadi di tengah kekalahan Rusia di
medan perang, dan selanjutnya dapat mengaburkan keyakinan Kremlin bahwa konflik
dapat direncanakan.
Layanan kereta api dan sebagian lalu lintas jalan
dilanjutkan sehari setelah ledakan itu.
Sejumlah gambar yang beredar menunjukkan setengah dari
bagian jalan jembatan hancur dan setengah lainnya masih terpasang.
Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengatakan para
penyelam akan mulai bekerja pada Minggu untuk memeriksa kerusakan Jembatan
Krimea.
Pemeriksaan yang lebih terperinci di atas jalur air
diharapkan akan selesai pada malam hari, menurut laporan media setempat.
Kementerian transportasi Rusia mengatakan kereta barang dan
kereta penumpang jarak jauh beroperasi sesuai jadwal pada Minggu.
Lalu lintas jalan pun telah dilanjutkan secara terbatas pada
Sabtu (8/10), sekitar 10 jam setelah ledakan.
"Situasinya dapat dikelola ... kejadian ini tidak
menyenangkan, tetapi tidak fatal," kata gubernur yang ditunjuk Rusia di
Krimea, Sergei Aksyonov, kepada wartawan.
"Tentu saja, kejadian ini telah memicu emosi dan ada
keinginan yang kuat untuk membalas dendam," ujar Aksyonov.
Rusia pada 2014 merebut Krimea dari Ukraina beserta jembatan
sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan wilayah Krimea dengan jaringan
transportasi Rusia, yang dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Putin.