CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Ketua Dewan Penasehat BPP KKSS HM Aksa Mahmud mengingatkan kekhawatiran yang sekaligus bermakna pesan Jenderal M Jusuf ketika Pertemuan Saudagar Bugis Makassar diinisiasi 25 tahun silam.
"Waktu kita mau bikin ini PSBM, saya sama Pak Jusuf Kalla, dan lainnya berlima kami menghadap Pak Jenderal M Jusuf. Beliau langsung bilang aih kau mau kasi pecah-pecah, bikin kelompok-kelompok lagi," ujar Aksa menirukan ucapan M Jusuf, ketika memberikan sambutan pada pembukaan PSBM XXV, Kamis (10/4/2025) di Hotel Four Point by Sheraton, Malassar.
Akan tetapi setelah dijelaskan panjang lebar alasan-alasannya, akhirnya Jenderal M Jusuf mengizinkan. "Jenderal Jusuf membuka PSBM I di Balai Manunggal," katanya mengingat peristiwa 25 tahun lalu.
Salah satu pemikiran diadakannya PSBM yaitu untuk mempersatukan saudagar-saudagar Bugis Makassar yang bertebaran di seluruh nusantara.
"Jadi spirit PSBM itu sama dengan pesan Pak Jusuf, jangan berkelompok-kelompok, jangan bercerai-berai. Artinya persatuan saudagar ini penting, seperti tujuan PSBM," katanya.
Pendiri grup usaha Bosowa itu memaparkan empat hal yang merupakan ciri kesaudagaran seseorang.
Pertama, seorang saudagar selalu berupaya membikin suatu karya atau peninggalan yang monumental. "Engka naita mata. Ada sesuatu yang dapat dilihat sebagai karya dan jejak kehidupan," katanya.
Kedua, malabo (Bugis) yang artinya ringan tangan, suka memberi dalam segala hal. Tidak terlalu panjang berpikir kalau mau membantu sesama demi kebaikan.
Ketiga, menurut mantan Wakil Ketua MPR tersebut, malampe ininnawa artinya berpikir panjang, memikirkan seauatu yang jauh ke depan. "Belum terpikirkan olwh orang lain, kita saudagar susah kerjakan. Harus begitu, tidak boleh di belakang (follower), orang susah kerjakan kita masih pikirkan," katanya.
Ada pun kesaudagaran keempat menurut Aksa Mahmud, ialah berani bersaing atau berkompetisi.
"Tidak takut persaingan, kalau perlu ciptakan kompetisi, karena kompetisi atau persaingan itu baik memacu kita berprestasi menjadi unggul," katanya.
Aksa pun menunjuk bukti persaingan yang sehat antara Grup Kalla dan Grup Bosowa. Bidang bisnis hampir sama, bersaing supaya berpacu berprestasi, tetapi tidak bermusuhan. Tidak boleh bermusuhan.
"Akhirnya kan sama-sama maju karena dipicu persaingan dan berlomba berprestasi. Ada yang Kalla punyai Bosowa tidak punya. Tetapi ada juga Bosowa punyai tidak dimiliki Kalla," katanya.