CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Perekonomian Sulawesi Selatan
memberi signal lampu merah. Artinya, musti diwaspadai dan perlu perhatian
khusus serta kerja keras.
Menurur data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan,
yang dirilis Senin (5/2/2014), pertumbuhan perekonomian daerah ini pada kuartal
IV-2023 agak menyedihkan, karena terjadi kontraksi sebesar minus 1,47 persen
dari kuartal sebelumnya.
Dampaknya, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian Sulsel
hanya tumbuh 4,51 persen terhadap kinerja 2022.
Angka itu terpaut jauh dibanding perekonomian nasional, yang
tumbuh sebesar 5,05 persen.
Lebih rendah lagi jika dibandingkan ekonomi semua provinsi di pulau Sulawesi yang
mencatat pertumbuhan rata-rata 6,37 persen.
Padahal selama ini, Sulsel dikenal sebagai salah satu
provinsi yang sering mencatat pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas kinerja
perekonomian nasional.
Menurut data yang dihimpun CELEBESMEDIA.ID, pertumbuhan
ekonomi Sulsel kuartal IV-2022 mencapai 5,11 persen dibanding kuartal III-2022.
Dengan demikian, keseluruhan tahun 2022, perekonomian Sulsel
tumbuh sebesar 5,09 persen. Bandingkan dengan 2023 yang hanya tumbuh 4,51
persen.
Perekonomian Sulsel tahun 2023 yang diukur berdasarkan
besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai
Rp 652,57 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 377,16 triliun.
Ekonomi Sulsel dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar
terjadi pada Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 13,63 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi
terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga
(LNPRT) sebesar 8,83 persen.
Jika dibandingkan, onomi Sulsel triwulan IV-2023 terhadap
triwulan IV-2022 mengalami pertumbuhan 3,79 persen (y-on-y).
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa lainnya mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 12,56 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 15,06 persen.
Selama tahun 2023 perekonomian Indonesia dilihat secara
spasial masih terus tumbuh. Kelompok provinsi menurut pulau yang mencatat
pertumbuhan tertinggi adalah Maluku dan Papua, Sulawesi, serta Kalimantan
dengan pertumbuhan (c-to-c) sebesar 6,94 persen; 6,37 persen; dan 5,43 persen.
Adapun kelompok provinsi di Pulau Jawa yang berkontribusi
sebesar 57,05 persen terhadap ekonomi nasional mencatat pertumbuhan 4,96 persen
(c-to-c).