CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Kepala Pusat Kesehatan Haji
Kementerian Kesehatan Budi Sylvana meminta semua petugas kesehatan
mengkampanyekan jamaah haji istirahat tiga hari menjelang Arafah Muzdalifah dan
Mina (Armuzna).
Ia mengatakan dibutuhkan kondisi fisik yang prima bagi
jamaah calon haji (JCH) untuk dapat mengikuti rangkaian ibadah wajib haji. Selain itu ia
juga meminta agar para tenaga medis yang bertugas di Mekkah agar mengawal 30
jemaah Indonesia yang dinyatakan berisiko tinggi.
''Paling tidak tiga hari sebelum armuzna, jamaah perbanyak
istirahat di hotel, pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji.
Ingat misi kita, bahwa angka kematian harus dibawah satu per mil. Saya tidak
akan gunakan angka absolut. Kurang dari satu per mil ,” himbaunya yang dikutip
dalam laman Kemneterian Kesehatan, Selasa (5/7/2022).
Dokter Budi juga meminta agar petugas kesehatan diminta juga untuk
memperketat skrining kesehatan kepada jemaah menjelang Armuzna. Hal ini untuk
menentukan siapa saja jamaah haji yang akan disafari wukufkan dan badal
melontar jumrah.
''Jadi tolong jamaah yang dinilai tidak laik kesehatannya
untuk melakukan Armuzna secara mandiri, disafari wukufkan untuk arafahnya,
sementara untuk lempar jamaratnya dibadalkan,'' katanya.
Hal lain yang perlu diperhatikan TKH adalah jangan sampai
jemaah haji kekurangan cairan di tengah suhu ekstrim. Untuk itu akan dilakukan
gerakan minum bersama dan gerakan makan kurma tiga butir antara petugas dan
jemaah.
''Ajak mereka minum bersama untuk menjaga stamina mereka.
Kita juga ajak makan kurma bersama,'' katanya.
Untuk itu, dia hanya menyarankan agar jemaah haji minum air
putih dan makan tiga butir kurma setiap harinya. Setidaknya setiap satu jam
sekali, jemaah dapat didorong untuk minum sebanyak 200 ml air.
Namun, khusus bagi jemaah yang memiliki penyakit kronis
seperti jantung dan gagal ginjal, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter
spesialis, asupan cairan yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk memastikan
intake cairan yang harus dikonsumsi tidak malah membahayakan nyawa jemaah
tersebut.
''Tentu minum air disesuaikan pada jemaah yang kita ketahui
punya penyakit jantung dan ginjal tentunya tidak sama ya,'' tuturnya.