CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin
Abdullah, memperpanjang status tanggap darurat bencana banjir, tanah longsor, dan
puting beliung yang terjadi di beberapa wilayah di Sulsel. Tanggap darurat ini
diperpanjang hingga Selasa (5/2/2019) pekan depan.
Perpanjangan masa tanggap darurat ini guna mempermudah dan
mempercepat penanganan bencana alam yang terjadi di wilayah Sulsel. Status
tanggap darurat dapat diperperpanjang sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Perpanjangan tanggap darurat ini dilakukan karena masih ada
beberapa wilayah yang masih terisolir akibat bencana alam,” kata mantan Bupati
Bantaeng dua periode itu.
NA mengatakan, ia ingin proses evakuasi dan bantuan kepada
korban bencana semuanya tuntas hingga penetapan tanggap darurat dihentikan.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulsel menetapkan tanggap
darurat bencana sejak tanggal 23 Januari lalu dan berakhir tanggal 29 Januari.
Namun, karena masih ada beberapa daerah yang terisolir, khususnya di Gowa
akibat longsor, maka diperpanjangan hingga 5 Februari mendatang.
Dampak bencana di Sulsel, tercatat 69 orang meninggal, 7
orang masih dinyatakan hilang, 48 orang luka-luka, dan sebanyak 9.429 orang
mengungsi.
Sementara, kerusakan fisik meliputi 559 unit rumah rusak (33 unit hanyut/ 459 rusak berat/ 37 rusak sedang/ 25 rusak ringan/ 5 tertimbun), 22.156 unit rumah terendam, 15,8 km jalan terdampak dan mengalami kerusakan, 13.808 Ha sawah terdampak, serta sejumlah fasilitas lainnya yang terdampak seperti 34 jembatan, 2 pasar, 12 unit fasilitas peribadatan, 8 fasilitas pemerintah, dan 65 unit sekolah.