CELEBESMEDIA.ID, Makassar- Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia
(DMI) Jusuf Kalla (JK) menyebutkan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di
dunia berkepentingan untuk melakukan kerja sama dengan negara-negara muslim.
Pasalnya, itu adalah dampak dari globalisasi. Bagi JK, saat ini globalisasi
bukan hanya berdampak pada ekonomi semata, tapi juga sosial.
Hal ini ia tegaskan dalam pertemuan Pengurus Pusat Dewan
Masjid Indonesia (PP DMI) dengan kepala perwakilan duta besar negara-negara
muslim di Gedung DMI, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (22/6/2022).
"Sehingga kita perlu bekerja sama dalam bidang
sosial," ujar Jusuf Kalla di Gedung DMI, di Jakarta.
Pertemuan yang dihadiri 21 negara tersebut merupakan rangkaian
kegiatan Milad ke-50 DMI yang akan digelar pada Senin (27/6/2022). Dalam
pertemuan yang mengambil tema "Peace Message From Indonesian Mosque to The
World" itu, JK juga mengatakan
pertemuan tersebut dilakukan untuk mempererat hubungan dan kerja sama dengan
negara-negara muslim.
"Dari pertemuan ini kita berharap ada hubungan kerja
sama yang lebih baik dengan negara-negara muslim," tegas JK.
Ia juga menceritakan trend tentang sejumlah warga negara
Indonesia saat ini menjadi imam di luar negeri, seperti Mesir, Arab Saudi,
Yaman,Qatar dan negara muslim lainnya. Bahkan di Amerika Serikat, terdapat
warga Indonesia yang menjadi imam di tanah Paman Sam tersebut. JK menilai, itu
adalah perkembangan positif dan menjadi bagian dari proses yang bisa menjadi
visi dalam bekerja sama antar negara-negara Islam.
Lebih jauh, JK menuturkan, jika Indonesia memiliki ratusan
ribu masjid. Hal itu wajar sebab penduduk Indonesia memang terbanyak memeluk
Islam. Tak heran jika masjid dan mushalla tersebar dibanyak tempat. Seperti di
perkantoran, pusat perbelanjaan bahkan di setiap SPBU milik pertamina, pasti
ada mushalla-mushalla kecil. Dari 800 ribu masjid tersebut, 90 persen dikelola
oleh organisasi dan tidak dibawah kontrol pemerintah.
Banyaknya masjid tersebut tentu hal yang bagus. Namun DMI
menilai, perlu pengelolaan yang lebih baik. Sebab DMI ingin melihat masjid
tidak bisa terlihat makmur sendiri tapi juga sejatinya memakmurkan masyarakat
sekitarnya. Selain itu, DMI juga ingin melihat masjid berfungsi sebagai
pusat-pusat pendidikan.
"Sudah mulai megarah ke sana, seperti Masjid Al-Azhar
di Kemayoran yang lengkap dengan fasilitas pendidikannya," tambah JK.
Di akhir sambutannya, JK menyebutkan sejumlah program dari
DMI dalam perannya mengelola masjid di Indonesia.
Seperti perbaikan akustik masjid (sound system), penerapan
aplikasi masjid dan media digital, masjid bersih dan sehat, pemberdayaan
ekonomi berbasis masjid. membuat manajemen kemasjidan, sertifikasi tanah/
waqaf, arsitektur masjid, pendidikan dan dakwah, wisata religi berbasis masjid,
pembangunan gedung DMI serta berupaya memberdayakan para dai dan mubaligh.
DMI menilai, pemberdayaan dai dan muballigh akan memberikan
pencerahan kepada umat demi keberlangsungan perdaban Islam di Indonesia dan
dunia. Selebihnya, JK menyampaikan terima kasih kepada seluruh perwakilan
negara-negara muslim yang hadir memenuhi undangan melaksakan perayaan sederhana
Dewan Mesjid Indonesia.