CELEBESMEDIA.ID, Makassar- DIIRINGI alunan lagu Anging Mammiri, sebuah kapal Pinisi melepas jangkar lalu bertolak dari dermaga Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan. Angin senja yang berhembus sepoi-sepoi menjadi teman setia dalam pelayaran mengitari pesisir pantai Makassar, Selasa petang 21 Juni 2022.
Pelayaran tersebut, bukan ekspedisi biasa. Betapa tidak, Kapal
Pinisi yang diakui Unesco (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan
Dunia) sebagai warisan budaya sejak 2017 itu membawa sederet penumpang
eksekutif. Pinisi merupakan kapal atau
perahu tradisional legendaris asal Kabupaten Bulukumba yang jejaknya dapat
ditelusuri sejak abad ke-14.
Di atas Pinisi, tampak Bupati Gowa Adnan Purichta Ikhsan,
Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Majdah M Zain, Dekan Fakultas Kedokteran
Unibos Marhaen Hardjo, Ketua MasyarakatHukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Sulsel
Muji Iswanty, serta sejumlah dokter dan tokoh lainnya.
Para penumpang eksekutif
itu berkumpul untuk meluncurkan sebuah buku berkop “Catatan Covid-19”
yang ditulis Wahyudi Muchsin, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar.
Buku setebal 148 halaman tersebut berisi
tentang pengalaman Dokter Koboi, sapaan Wahyudi Muchsin, selama terlibat dalam
penanganan covid-19.
Buku “Catatan Covid-19” dihuni 51 chapter dengan cerita yang berbeda. Salah
satu chapter-nya, bercerita tentang Gerakan Sejuta Masker yang digagas Bupati
Adnan. Gerakan Sejuta Masker sendiri dihadiahi penghargaan dari Museum Rekor
Dunia Indonesia (MURI), 2020.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ikhsan menyampaikan apresiasi
atas peluncuran buku “Catatan Covid-19”.
Ia menilai, pengalaman-pengalaman yang direkam dalam buku tersebut
memiliki arti yang sangat penting lantaran pandemi Covid-19 adalah sejarah baru
bagi umat manusia di muka bumi ini.
“Sejarah umat manusia, dengan adanya virus covid-19 di
kabupaten/ kota di seluruh dunia, baru terjadi kali ini. Itulah pandemi
Covid-19. Tidak ada satu pun negara yang tidak mengalami pandemi Covid-19 dan
kita semua adalah pelaku sejarah,” tandas Adnan.
Penulis buku Dokter Koboi menjelaskan, peluncuran bukunya di
atas Kapal Pinisi sekaligus mengirimkan pesan adanya ketangguhan dalam
perjuangan memenangkan perarungan melawan badai pandemi covid-19. Pinisi
dikenal sebagai perahu tradisional yang tangguh menghadapi ombak dan melahirkan
pelaut-pelaut ulung.
“Nilai-nilai ketangguhan perahu pinisi perlu dijadikan
semangat utama kita untuk menghadapi setiap tantangan ke depannya,” harap
Dokter Koboi.
Buku “Catatan Covid-19” juga mengemban misi sosial
kemanusian. Seluruh hasil penjualan buku
tersebut akan disumbangkan langsung ke Yayasan Kasih Anak Kanker
Indonesia (YKaki) Makassar. Turut hadir dalam peluncuran buku “Catatan
Covid-19”, Ketua YKaki Makassar Nurul
menyampaikan apresiasi atas donasi yang didedikasikan kepada anak-anak
penderita kanker.
Pinisi terus melaju, membelah laut pesisir. Sesekali, kapal
terasa oleng dihadang ombak. Beberapa perahu nelayan terlihat tak ragu
mengarungi laut, demi keluarganya. Di ufuk barat, matahari makin rendah di
cakrawala. Cuaca cerah menampakkan keindahan matahari terbenam (sunset).
Dari kejauhan lukisan Pantai Losari, Kawasan Center Point of Indonesia (CPI, Lego-lego hingga Masjid 99 Kubah menawarkan pesona yang menggoda. Di atas kapal pinisi, temaram lampu makin melengkapi keindahan pelayaran. Di geladak kapal, terdapat sebuah meja panjang yang dikeliling kursi, bak meja di resto-resto. Tentu saja, di atas meja terdapat sajian makanan dan minuman. Di sanalah para tetamu duduk berbincang.
Saat testimoni-testimoni yang disampaikan Bupati Adnan dan
Rektor Majdah terjeda, mendadak muncul suara dari pengeras suara milik kapal.
Ternyata, pemilik suara adalah Paulus Pangka, Ketua Umum Lembaga Prestasi
Indonesia Dunia (Leprid), yang berhalangan hadir.
“Kami menganugerahkan penghargaan dan medali, sebagai
pemegang rekor baru atas peluncuran buku catatan Covid-19 yang dilakukan di
atas kapal pinisi ini. Selamat kepada dokter Wacyudi Muchsin dan penerima
penghargaan lainnya,” begitu rekaman suara Paulus, disambut ledakan party
popper atau petasan kertas.
Leprid juga memberi penghargaan dan medali kepada Bupati
Adnan, Rektor Majdah, Ketua Badan Musyawarah Perbankan Daerah Sulsel Causa Iman
Karana, dan Direktur Utama Pengadaian Indonesia (2019-2022) Kuswiyoto.
Kemeriahan di atas pinisi terus berlanjut usai peluncuran buku. Ada live music dan pesta kembang api. Seperti halnya kegembiraan di atas pinisi itu, pelayaran mengarungi samudera kehidupan hendaknya selalu mewariskan kebahagiaan, usai pandemi Covid-19 turun tahta ke level endemi. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang.