CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Pesta olahraga Asia Tenggara,
SEA Games resmi bergulir pada 5 hingga 17 Mei 2023. Kamboja bertindak sebagai
tuan rumah pada ajang dua tahunan tersebut.
Sebanyak 36 cabang olahraga (cabor) akan dipertandingkan
dalam SEA Games 2023. Namun, ada 4 cabor yang tidak biasa atau terdengar asing
di telinga masyarakat.
Seperti beberapa edisi sebelumnya, negara yang menjadi tuan
rumah SEA Games mendapat hak istimewa untuk memasukkan cabang-cabang olahraga
yang dianggap menguntungkan mereka.
4 cabang olahraga yang tidak biasa di SEA Games:
Arnis
Seni beladiri menggunakan tongkat asal Filipina itu kembali
dipertandingkan pada 2023, setelah sempat tampil pada 2005 dan 2019 ketika
negara asalnya menjadi tuan rumah SEA Games.
Dalam Arnis, dua atlet yang mengenakan baju pelindung dan
helm berupaya saling memukul menggunakan tongkat rotan.
Pada disiplin anyo, penampil individu mengenakan pakaian
tradisional untuk melakukan gerakan-gerakan koreografi dengan senjata.
Kun Bokator
Seni beladiri ini dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun
dan lahir pada masa kerajaan Khmer, yang wilayahnya meliputi sebagian besar
Asia Tenggara.
Kun Bokator kemungkinan merupakan seni bela diri paling
mendasar di Kamboja.
Memiliki gaya yang anggun, menggabungkan pukulan siku,
serangan tulang kering, kuncian dan bergulat, Kun Bakator menjalani debutnya di
SEA Games hanya satu tahun setelah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda
Kemanusiaan UNESCO.
Teqball
Teqball adalah olahraga baru yang memadukan gaya permainan
sepak takraw dan tenis meja.
Olahraga ini lahir di Hungaria pada 2012 dan telah menarik
perhatian atlet generasi baru dan pemain amatir di seluruh dunia.
Teqball dimainkan oleh dua orang (tunggal) atau empat orang
(ganda) menggunakan meja khusus yang didesain melengkung di atas lapangan
pasir, akrilik maupun indoor.
Para pemain diperbolehkan menyentuh bola maksimal tiga kali,
menggunakan seluruh bagian tubuhnya kecuali lengan, sebelum mengembalikannya ke
lawan.
Legenda sepakbola Brazil Ronaldinho ditunjuk sebagai duta
olahraga tersebut.
Chinlone
Dalam bahasa Myanmar chinlone berarti keranjang bundar.
Olahraga yang memerlukan kerjasama tim itu sangat populer di negara asalnya
itu.
Chinlone merupakan keluarga sepak bola dan mirip dengan
sepak takraw.
Asal muasal chinlone kemungkinan ada hubungannya dengan
permainan kuno China bernama cuju atau tsu chu, yang diakui oleh FIFA sebagai
bentuk sepak bola tertua di dunia.
Chinlone juga berkaitan dengan keluarga olahraga lainnya
yang dimainkan dengan menendang kok, dikenal sebagai jianzi di China dan
jegichagi di Korea.
Karena keistimewaan chinlone, peraturan harus dibuat agar
permainan itu bisa menjadi kompetisi dan dipertandingkan pertama kalinya pada
SEA Games 2013 di Naypyidaw.
Dalam setiap pertandingan, dua tim masing-masing tampil dalam
set selama sepuluh menit.
Dalam chinlone, enam pemain berdiri dalam arena berbentuk
lingkaran berupaya menjaga bola tidak jatuh ke tanah lewat sentuhan-sentuhan
akrobatik, terkadang juga anggun seperti penari, dengan kaki, lutut atau kepala
mereka.
Satu pemain berdiri di tengah lingkaran (zona poin) berupaya
menjaga bola tidak jatuh dengan mengeksekusi gerakan-gerakan yang ditentukan,
sebelum meneruskan bola kepada pemain lainnya.
Poin diberikan apabila seluruh enam pemain telah sukses menjaga
bola tak jatuh ke tanah.
Tim dengan poin terbanyak memenangi set, dan mereka yang
memenangi dua set lebih dulu keluar sebagai juaranya.
Sumber : ANTARA