CELEBESMEDIA.ID, Makassar – Banyak orang yang seringkali langsung memakai baju yang baru dibelinya. Tapi tahukah Anda, sebenarnya ada bahaya yang mengintai jika Anda sering mengenakan baju baru yang belum dicuci.
Baju baru masih mengandung sisa pewarna dispersi yang sangat tinggi, terutama pada pakaian berbahan sintetis seperti poliester dan nilon. Saat tubuh berkeringat, zat pewarna dispersi ini bakal larut dan keluar dari pakaian, yang otomatis bersentuhan langsung dengan kulit.
Ketika mengenai kulit, zat pewarna ini dapat menyebabkan reaksi pada kulit, salah satunya adalah alergi. Dirilis CELEBESMEDIA.ID dari CNNIndonesia, Rabu (4/9/2019), alergi yang paling umum adalah dermatitis kontak alergi. Alergi ini merupakan reaksi terkait dengan sistem kekebalan tubuh terhadap alergen yang bersentuhan langsung dengan kulit.
Reaksi ini biasanya tak muncul secara langsung, melainkan tertunda. Ruam dapat muncul beberapa hari setelah memakai baju baru yang belum dicuci dan bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Ruam itu biasanya muncul di tempat yang banyak berkeringat seperti belakang leher dan ketiak. "Saat melihat dermatitis kontak alergi dari pakaian, biasanya itu berasal dari zat warna," kata ahli dermatologi Susan Nedorost, dikutip dari Time.
Selain zat yang menyebabkan alergi, sebuah penelitian juga menemukan adanya zat kimia quinoline pada pakaian baru. Zat kimia itu diketahui bersifat karsinogen atau memicu kanker.
Untuk diketahui, pakaian dibuat dengan menggunakan berbagai zat kimia seperti anti noda, pengencang warna, anti kerut, peningkat kelembutan, dan sebagainya. Untuk mengurangi risiko alergi dan berbagai penyakit karena bahan kimia, Nedorost menyarankan agar selalu mencuci baju baru sebelum digunakan. Tujuannya, adalah untuk meluruhkan sisa zat pewarna dispersi dan residu bahan kimia lainnya. "Dengan mencuci baju baru, Anda menghilangkan sedikit pewarna dan karenanya memiliki paparan yang lebih rendah," ujar Nedorost.