CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Inflasi tahunan di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di angka 1,53 persen per Oktober 2024. Angka ini lebih rendah dari nasional yang mencapai 1,71 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dikutip dari BPS sulsel.bps.go.id, Minggu (3/10), menunjukkan baik secara bulanan (month to month/mtm), tahun kalender (year to date/ytd) maupun tahunan (year on year/yoy) juga di bawah nasional.
Sementara indeks harga konsumen (IHK) 105,68, itu merupakan hasil gabungan dari delapan kota di Sulsel yang menjadi sampel untuk mengukur tingkat inflasi di 24 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.
Dari delapan IHK di Sulawesi Selatan, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Luwu Timur sebesar 2,18 persen dengan IHK sebesar 106,10. Sedangkan inflasi yoy terendah terjadi di Kabupaten Bulukumba sebesar 1,30 persen dengan IHK sebesar 105,15.
Adapun 10 komoditas utama penyumbang inflasi yoy antara lain; Emas Perhiasan, sigaret kretek mesin (SKM), Udang Basah, Kontrak Rumah, Cumi-cumi, Gula Pasir, Sigaret kretek Tangan (SKT), Kopi Bubuk, Bawang Merah dan Ikan Layang/Ikan Benggol.
Sedangkan komoditas penyeimbang inflasi yang memberi andil deflasi yakni Bensin, Beras, Tomat, Daging Ayam Ras, Ikan Bandeng/Bolu, Cabai Merah, Bahan Bakar Rumah Tangga, Kacang Panjang, Air Kemasan dan Labu Siam/Jipang.
Khusus inflasi bulan periode Oktoberber 2024, dari delapan kabupaten/kota IHK di Provinsi Sulawesi Selatan dua diantaranya mengalami deflasi dan 6 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi secara mtm.
Adapun dua kabupaten dan kota itu, Kota Parepare (-0,15 persen) dan Kota Palopo (-0, 07 persen).
Sementara itu, 6 Kabupaten dan kota yang mengalami inflasi ialah, Kabupaten Bulukumba inflasi 0,18 persen, Watampone inflasi 0,02 persen, Wajo inflasi 0,13 persen, Sidenreng Rappang inflasi 0,25 persen, Luwu Timur inflasi 0,12 persen, dan Kota Makassar inflasi 0,20 persen.
Laporan: Riski