CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Tabir surya atau sunscreen berfungsi mencegah efek buruk sinar UV yang bisa menyebabkan penuaan dini maupun kulit terbakar. Karenanya penggunaan tabir surya harus rutin dilakukan.
Namun sebagian orang terkecoh dan menganggap tabir surya tidak perlu lagi digunakan saat hujan. Padahal tabir surya tetap harus digunakan meski pun tidak ada sinar matahari saat hujan.
Pakar dermatologi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia dr Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV mengingatkan penggunaan tabir surya saat hujan adalah hal yang mesti dilakukan sebab sinar UV tetap ada meski sinar matahari tidak menyengat.
"Saat ini tidak ada matahari tetapi UV-nya masuk. Jadi belum tentu kalau kita tidak kepanasan, enggak ada cahaya matahari itu, UV enggak masuk. Jadi tetap harus pakai (tabir surya)," katanya yang dikutip dari Antara, Kamis (1/2).
Ia menyarankan penggunaan tabir surya ke wajah tetap dilakukan setiap dua hingga empat jam sekali.
"Jadi tidak berbeda harusnya (cara pakai tabir surya) saat hujan atau panas. Kalau lagi hujan bisa pilih sunscreen yang waterproof. Diulang tetap setiap dua hingga empat jam kalau SPF-nya 30. Makin lama enggak diulang makin kayak habis kemampuan melindunginya," ucap dr. Endi.
Sementara untuk tingkat pelindung terhadap ultraviolet A (PA), ia mengatakan bisa menggunakan produk dengan PA plus 2 (PA++).
Sebaiknya hindari penggunaan PA dan SPF yang lebih tinggi di atas 30. Meski kemampuan perlindungan lebih tinggi, kata dr Endi, namun biasanya produk ini semakin pekat yang biasanya menyebabkan kulit berjerawat.
Tetapi jika ingin menggunakan SPF di atas 30, menurut Endi, bisa diimbangi dengan menurunkan faktor penyebab lain kulit berjerawat seperti asupan makanan berminyak.
"Kulit tidak boleh terlalu berminyak. Kalau terlalu berminyak ada SPF tinggi, PA tinggi, dia jadi kayak menutup, kayak pakai foundation tebal," tutup dia.