CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok Hamas Palestina mencatat berbagai pelanggaran yang dilakukan Israel di antaranya menunda kembalinya pengungsi Palestina ke Gaza utara, menembaki berbagai wilayah di Jalur Gaza, serta mencegah masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza—sesuai kesepakatan gencatan senjata.
Atas dasar tersebut Hamas menunda pembebasan warga Israel yang mereka sandera karena Tel Aviv melanggar kesepakatan gencatan senjata Gaza.
“Oleh karena itu, pembebasan tahanan Zionis yang dijadwalkan Sabtu (15/2) mendatang akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, sambil menunggu kepatuhan penuh penjajah terhadap perjanjian gencatan senjata,” kata juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, sebagaimana yang dikutip dari Antara, Selasa (11/2).
Obaida menegaskan Hamas tetap berkomitmen menjalankan kesepakatan gencatan senjata selama Israel juga mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perjanjian tersebut.
Berdasarkan kesepakatan Hamas - Isarel, gencatan senjata terbagi dalam tiga fase telah berlaku di Gaza sejak 19 Januari. dengan tujuan menghentikan perang.
Pada fase pertama gencatan senjata, yang berlangsung hingga awal Maret, sebanyak 33 warga Israel yang disandera Hamas akan dibebaskan dengan imbalan 1.900 tahanan Palestina.
Pada hari Sabtu, mereka menyelesaikan pertukaran sandera-tahanan yang kelima, dengan tiga sandera Israel dan 183 tahanan Palestina dibebaskan. Dengan kembalinya mereka, 73 dari 251 sandera yang disandera dalam serangan itu kini masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel tewas.
Pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas yang keenam kalinya dijadwalkan pada pekan ini.
Menyusul pengumuman Hamas terkait penundaan pembebasan sandera, pejabat pertahanan Israel, Israel Katz, telah memerintahkan tentara untuk bersiap pada "tingkat kewaspadaan tertinggi" untuk setiap kemungkinan skenario kejadian di Gaza.
Katz mengatakan pernyataan Hamas merupakan "pelanggaran langsung" terhadap perjanjian gencatan senjata.
Sementara itu, keluarga warga Israel yang ditahan di Gaza mendesak otoritas Benjamin Netanyahu untuk tidak menghalangi kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
"Kami telah segera meminta bantuan dari negara-negara penengah (Mesir, Qatar, dan AS) untuk membantu memulihkan dan melaksanakan kesepakatan yang ada secara efektif," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.
Forum tersebut meminta otoritas Israel untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat membahayakan kesepakatan dan tetap berkomitmen untuk mengamankan pengembalian 76 warga Israel yang ditawan.
Sumber: Anadolu - Antara