Lembaga Internasional Berpacu Turunkan Prospek Ekonomi Global - Celebesmedia

Lembaga Internasional Berpacu Turunkan Prospek Ekonomi Global

AS - 10 June 2022 10:45 WIB

 CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional menaruh perhatian amat serius terhadap perkembangan ekonomi global yang sedang "diteror" berbagai ancaman.

Perubahan prospek dan prediksi angka pertumbuhan ekonomi global maupun regional terus diubah untuk memberikan sinyal dan pedoman mengelola ekonomi masing-masing negara.

Setelah Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi secara signifikan ke angka 2,9 persen tahun 2022, disusul Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD)  ke angka 3,0 persen.

 Kabar terbaru, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan akan memangkas lebih lanjut proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2022 bulan depan, ungkap juru bicara IMF pada Kamis (9/6/2022), sebagaimana dilutip ANTARA.

Jika itu terjadi, akan menandai penurunan yang ketiga oleh IMF tahun ini. Pada April, IMF telah memangkas perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi global hampir satu poin persentase penuh menjadi 3,6 persen pada 2022 dan 2023.

Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan pada briefing reguler IMF bahwa prospek keseluruhan pertumbuhan di seluruh dunia masih terbuka, meskipun pada tingkat yang lebih lambat. Tetapi beberapa negara mungkin menghadapi resesi.

"Jelas sejumlah perkembangan telah terjadi yang dapat membuat kami merevisi lebih jauh," kata Rice kepada wartawan.

"Begitu banyak yang telah terjadi dan (sedang) terjadi dengan sangat cepat sejak terakhir kali kami datang dengan perkiraan kami."

IMF akan merilis pembaruan untuk Prospek Ekonomi Dunia pada pertengahan Juli.

Bank Dunia pada Selasa (7/6/2022) memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya hampir sepertiga menjadi 2,9 persen untuk 2022. Alasannya kerusakan yang bertambah dari invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi COVID-19, sambil memperingatkan tentang meningkatnya risiko stagflasi.

 Sehari kemudian, OECD memangkas perkiraannya sebesar 1,5 poin persentase menjadi 3,0 persen, meskipun dikatakan ekonomi global harus menghindari serangan stagflasi gaya tahun 1970-an.

 Rice mengatakan penurunan peringkat disebabkan oleh perang yang berkelanjutan di Ukraina, harga komoditas yang bergejolak, harga pangan dan energi yang sangat tinggi, dan perlambatan ekonomi China yang lebih parah dari yang diperkirakan, serta kenaikan suku bunga di sejumlah negara maju. Dia tidak memberikan rincian tentang prospek China.

"Kami melihat pertemuan krisis ini ... kombinasi dari semua hal ini menuju ke arah yang sama dari risiko penurunan yang terwujud," katanya.

 

Tag