CELEBESMEDIA.ID, Makassar - Sejak berdirinya Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin pada 1957 hingga saat ini tercatat sudah 34 perwira TNI yang telah menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin.
Dari 34 pimpinan TNI Angkatan Darat ini, ada enam yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka adalah Letkol Inf Andi Mattalatta (1957-1959), Kolonel Inf M Jusuf (1959-1964), Brigjen TNI Abdul Azis Bustam (1970-1973), Mayjen TNI Zainal Basri Palaguna (1991-1993), Mayjen TNI Sumangerukka (2020-2021), dan yang teranyar, Mayjen TNI Andi Muhammad (2022).
Dilansir dari Wikipedia, Pangdam pertama, Andi Mattalatta adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam olahraga renang, ski air dan tinju. Ia juga merupakan ketua penyelenggara PON IV di Makassar. Atas jasa-jasanya namanya diabadikan sebagai nama stadion di Makassar yaitu Stadion Andi Mattalatta.
Ia lahir di Jampue-Kabupaten Barru, Sulsel, 1 September 1920 ini punya peran penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Ia adalah sosok paling berjasa yang merintis lahirnya Tentara Republik Indonesia (TRI) di Sulsel. Ia juga berperan penting dan aktif dalam barisan pejuang kemerdekaan Indonesia di Pulau Jawa.
Meski terlahir sebagai anak bangsawan, namun gaya hidupnya tetap bersahaja. Ayahnya bernama Pawiseang Daeng Ngerang Arung Mangempang Petta Pandegara, Raja Barru XVII merangkap Komandan Pasukan Kerajaan Barru. Sementara ibunya, Majjajareng Daeng Kanang Petta Indo Datu Salonro, adalah putri dari Padduppa Datu Salonro Arung Ujung, Soppeng.
Andi Mattalatta adalah bangsawan yang berjuang untuk rakyat terjajah. Dia anak Raja Bugis yang rendah hati dan merakyat. Di dunia olahraga, pejuang yang wafat pada 26 Oktober 2004 di Makassar ini juga menorehkan sejarah panjang.
Andi Mattalatta meninggal dunia di kediamannya di Jalan Sam Ratulangi No.12 Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/10) dini hari. Salah satu tokoh pejuang kemerdekaan asal Sulawesi Selatan ini wafat pada usia 84 tahun karena sakit.
Andi Mattalatta juga pernah mengantongi puluhan bintang jasa. Dia juga sempat menjadi Kepala Staf RI-23 dan Komandan Batalyon 705 di Parepare (1952).
Kedua adalah, Andi Muhammad Jusuf Amir atau lebih dikenal dengan nama M. Jusuf. Salah satu tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia.
Saat masih di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) M Jusuf adalah Brigadir Jenderal dengan jabatan Panglima Kodam XIV/Hasanuddin. Ia lalu dipromosikan menjadi Menteri Perindustrian Ringan pada 1965 setelah berhasil menumpas pemberontakan Kahar Muzakkar.
Dalam posisi pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978–1983. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964–1974 dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983–1993.
M Jusuf lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1928. Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan awal Jusuf selain fakta ia adalah seorang Bugis bangsawan seperti yang disaksikan oleh nama tituler "Andi" di depan namanya. Jusuf kemudian mencela latar belakang aristokrat dengan menjatuhkan Andi dari namanya.
Dalam usia 76 tahun M Jusuf meninggal pada tanggal 8 September 2004 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlwan, Makassar.
Ketiga, Abdul Azis Bustam merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dan diplomat dari Indonesia. Lahir 6 Juni 1926 di Mare, Bone Sulawesi Selatan. Meninggal pada umur 56 tanggal 16 Juli 1982 di Port Moresby, Papua Nugini.
Karir Militernya;
- Berjuang di Yogya dengan pangkat Lettu (1945 – 1950)
- Anggota Resimen Hasanuddin, Brigade II, Kesatuan Reserve Umum (kemudian Brigade 16), Yogyakarta
- Diperbantukan pada Staf A Angkatan Darat (1950)
- 1953 tugas di Makassar sebagai Kepala Seksi di Ko Pangkalan Makassar dengan pangkat Kapten
- Diperbantukan pada Staf Tentara dan Teritorium VII/Wirabuana
- Asisten 4/Logsitik Kepala Staf KDM-SST (?-3 Februari 1959)
- Koplat / masuk pendidikan dengan pangkat Mayor di Bandung (1959)
- Instruktur Pusdik di Bandung dengan pangkat Letkol (1960-1965)
- Paban IV/Suad dengan pangkat Kolonel (1966 – 1970)
- Kepala Staf Kodam XIV/Hasanuddin (1968 - 1970)
- Panglima Kodam XIV/Hasanuddin (1970 - 1973)
- Komandan Jenderal Komando Pengembangan, Pendidikan, dan Latihan TNI AD (1973 - 1975)
- Asisten Teritorial KSAD (1975 - 1977)
- Asisten Teritorial Departemen Pertahanan dan Keamanan (1977 - 1981)
- Duta Besar RI untuk Papua Nugini (1981 - 1982)
Keempat, Zainal Basri Palaguna lahir di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, 9 Maret 1939. Dilansir dari Wikipedia, Zainal dalam Jabatan Militer adalah pernah menjabat Danrem 132/Tadulako (1986–1988), Danpusterad (1990–1991) hingga Pangdam VII/Wirabuana (1991–1993).
Selian itu, Zainal Basri Palaguna adalah Gubernur Sulawesi Selatan tahun 1993 hingga tahun 2003. Ia dilantik sebagai Gubernur Sulawesi Selatan menggantikan Ahmad Amiruddin. Dia meninggal dunia pada Rabu (2/10/2019).
Kelima, Andi Sumangerukka, lahir di Makasar, Sulawesi Selatan, 11 Maret 1963, yang Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1420/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 mengemban amanat sebagai Panglima Kodam XIV/Hasanuddin.
Sebelum menjabat sebagai Pangdam XIV/Hasanuddin, banyak jabatan penting yang lebih dulu diemban lulusan Akademi Militer tahun 1987 ini. Andi Sumangerukka lulus Akmil dengan kualifikasi Artileri Pertahanan Udara.
Andi Sumangerukka pernah berkarir dengan beberapa jabatan militer, sebagai: Komandan Batalyon Arhanud (2003); naik menjadi Asintel Kodam I/Bukit Barisan (2012); pindah menjadi Danrem 143/Haluoleo (2012—2013).
Kemudian menjadi Irdam Kodam V/Brawijaya (2013—2015); Kepala BIN Daerah Prov Sulawesi Tenggara (2015—2019); kembali ke Kantor Pusat BIN sebagai Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik (2019); setahun kemudian (2020) ditugaskan sebagai Pangdam XIV/Hasanuddin menggantikan Mayor Jenderal TNI Surawahadi.
Serta yang terbaru, Andi Muhammad menjadi Pangdam XIV/ Hasanuddin menggantikan Mayjen TNI Mochamad Syafei Kasno yang dirotasi menjadi Dosen Tetap Universitas Pertahanan (Unhan).
Pergantian itu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Jabatan Nomor 66/I/2022 tertanggal 21 Januari 2022.
Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad lahir 7 Agustus 1964 adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 21 Januari 2022 mengemban amanat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin. Ia merupakan cucu dari raja bone ke-32, Andi Mappanyukki.
Andi Muhammad, lulusan Akmil 1988 ini dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad.
Sertijab Pangdam XIV/Hasanuddin dilakukan di Mabes TNI AD tanggal 31 Januari 2022 yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Sementara lepas sambut Pangdam XIV/Hasanuddin pada 2 Februari 2022 di Kodam XIV Hasanuddin.
Berikut Riwayat Jabatan Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad
- Komandan Yonif Linud 433/Julu Siri (2003—2004)
- Kepala Seksi Intel Korem 091/Aji Surya Natakesuma
- Komandan Kodim 0908/Bontang
- Kepala Staf Korem 091/Aji Surya Natakesuma
- Asintel Kasdam XII/Tanjungpura (2010)
- Pamen Denma Mabesad
- Komandan Korem 041/Garuda Emas (2016—2017)
- Irdam VI/Mulawarman (2017—2018)
- Irut Intel Itum Itjenad (2018—2019)
- Pa Sahli Tk. II Was Eropa dan AS Sahli Bidang Hubint Panglima TNI (2019)
- Staf Khusus Kasad (2019—2020)
- Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) XIV/Hasanuddin (2020—2021)
- Panglima Divif 2/Kostrad (2021—2022)
- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XIV/Hasanuddin (2022-Sekarang).
Laporan: Darsil Yahya